Sesudah Paulus memperkenalkan dirinya kepada jemaat di Roma, bahwa ia adalah seorang Rasul, maka saatnya bagi dia untuk berbicara, memperkenalkan tentang Injil. Roma 1:16 “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”. Keyakinan yang luar biasa sebagai seorang Rasul dalam memperkenalkan kebenaran yang telah ia terima langsung dari Yesus Kristus.
Jemaat mula-mula yang ada di Roma dan di Yerusalem sangat kental ketaatannya kepada Hukum Taurat, sekalipun ada orang orang Kristen Yahudi yang tidak mentaatinya. Kedua kubu ini masing-masing dengan pemahamannya. Namun sekarang, Paulus hadir dalam suratnya dengan nada yang tinggi, ajaran yang sangat berbeda dengan pemahaman jemaat di Roma. Dengan tegas ia berkata bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang percaya. Kata “kekuatan” artinya kuasa, kekuatan yang besar, mujizat atau karunia untuk mengadakan keajaiban. Kesadaran Paulus akan Injil adalah kekuatan yang sangat besar, yang mampu mengubah, memperbaharui seseorang, maka dirinya tidak malu untuk mengakuinya bahkan tampil sebagai pemberita Injil kebenaran.
Paulus menegaskan, semua manusia adalah orang berdosa, baik yang mengetahui hukum taurat atau tidak, bahkan ia menjelaskan dalam Roma 3:10-13, “tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada yang berakal budi, tidak ada seoranpun yang mencari Allah”. Sungguh tragis kehidupan ini. Mulut berbicara tentang Tuhan, tapi tidak ada seorangpun yang benar. Tahu hukum taurat tetapi tidak melakukannya. Dalam kitab Keluaran, Tuhan memerintahkan Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian, dengan tujuan supaya orang Israel beribadah kepada Allah, serta hidup takut kepadaNya. Namun justru yang terjadi sebaliknya, umat menyembah berhala, dengan melawan Tuhan setiap harinya. Ironis, tetapi itulah yang terjadi. Pertanyaannya, bagaimana dengan kehidupan kekristenan kita saat ini?
Orang Kristen dipanggil dengan tujuan yang jelas, yakni, memiliki keyakinan yang kokoh terhadap Injil. Mengakui kebenaran yang adalah kekuatan Allah, bukan sekedar tahu dan hebat berbicara kebenaran, bukan hanya mampu memimpin rapat dan upacara keagamaan, bukan juga karena setiap minggu beribadah di gereja, tetapi tidak malu mengakui dosa dan hidup bertobat senantiasa. Percaya kepada Yesus Kristus membawa kita pada satu perubahan gaya hidup, kita bukan lagi hidup untuk dunia ini sekalipun kita dalam dunia. Kita bukan lagi hidup untuk diri sendiri sekalipun kita mampu melakukannya, tetapi justru kita dituntut hidup benar dihadapan Tuhan, karena Ia telah menyelamatkan kita.
Injil adalah kekuatan Allah, karena Ia menebus dan menyelamatkan kita, dulunya dalam kegelapan sekarang dalam terangNya yang ajaib, dulunya seteru sekarang diperdamaikannya dengan BapaNya, dulunya tidak percaya, sekarang menjadi percaya kepadaNya. Kristus sudah mengaruniakan keselamatan bagi kita, sudah seharusnya kita tampil menjadi orang Kristen yang berbeda, dengan hidup dalam pertobatan, mengasihi dan mencintaiNya seumur hidup kita. Tuhan memberkati.