“ Akulah pokok Anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahannya,” Tuhan Yesus memakai kiasanya ini, untuk menggambarkan hidup-Nya dengan murid-murid-Nya, di dalam Perjanjian Lama menggambarkan Israel pokok Anggur yang tidak berbuah, sehingga Tuhan Yesus menjadikan sebagai kiasan dalam kerohanian bangsa israel. Di bagian ini Yesus membagi dua ranting, pertama ranting yang tidak berbuah harus dipotong dan ranting yang berbuah harus dibersihkan supaya berbuah lebih banyak lagi dari sebelumnya yang diharapkan pada ranting adalah ketergantungan penuh pada batang yang menjadi sumber kehidupan yang mensuplai bahan makanan disetiap ranting.
Harapan Tuhan Yesus dengan murid –murid-Nya agar mereka tinggal dan berpaut dengan-Nya karena tanpa berpaut dengan Tuhan Yesus, maka kita dapat menanggung akibat yaitu kegagalan dan ketidak sanggupan untuk berbuah. Kepastian hidup yang digambarkan oleh Tuhan Yesus, di ayat 5...Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuah apa-apa.
Apabila kita gagal melekat pada pokok Anggur yang mampu memberi buah, maka berbagai resiko yang akan di alami seperti : dipotong, dibuang dan dicampakkan ke dalam Api lalu di bakar. keberhasilan murid-murid-Nya dalam menghasilkan buah, dan hasil itu bukan tujuan diri untuk membanggakan diri tetapi di dalam keberhasilan itu nama Tuhan yang ditinggikan dan diagungkan ayat 8
Implementasi nats yang tercatat di dalam Yohanes 15:1-8, mengarahkan hidup setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, diharapkan untuk ketergantungan penuh hanya kepada Tuhan Yesus dan bukan kepada manusia, karena jika kita mempercayakan hidup kita kepada manusia, maka bisa saja mengecewakan sebab manusia buka sumber kehidupan, namun sebaliknya jika kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan Yesus yang adalah sumber Air Hidup, selain memberi kesejukan juga tidak mengecewakan. Oleh sebab itu untuk menjalani hidup agar dapat memberi buah yang menyenangkan hati Tuhan Yesus Kristus. Maka dalam perikop di atas ada beberapa pelajaran penting untuk direnungkan yakni, jika kita tinggal di dalam Yesus maka Dia tinggal di dalam kita dan kitapun dibuatnya berhasil, selanjutnya apabila gagal melekat pada sumber kehidupan itu yaitu Yesus Kristus, kita tidak mampu untuk menghasilkan buah dan hidupun sia-sia, dan bagian yang terakhir adalah, sebagai anak-anak Tuhan untuk tinggal di dalam pokok Anggur yang benar itu, yaitu Tuhan Yesus hal ini merupakan kewajiban yang tidak boleh ditawar dan ditunda supaya kita hidup dan dapat menghasilkan buah, maka dalam hal ini perlu seseorang membuat komitmen untuk hidup senantiasa berpaut kepada Tuhan Yesus yang adalah sumber kehidupan abadi. Pilihan hidup apakah kita mau menjadi ranting yang baik yang selalu melekat pada pokoknya atau kita ada diposisi ranting yang kering dan tidak ada gunanya. Maka dengan demikian nikmatilah hidup dan jangan lupa tetap bersandar pada sumber kehidupa yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.