Sapaan Gembala

Gaya Hidup Seorang Pemimpin

Penulis : Pdt Arosokhi Laoli | Mon, 17 May 2021 - 14:17 | Dilihat : 1896
Tags : Arosokhi Laoli Gaya Hidup Kepemimpinan Pemimpin

Setiap orang mempunyai gaya dan sifat yang berbeda hal ini, terlihat disaat ia menjadi pemimpin, watak dan perilaku serta kepribadian tampak dalam setiap tindak tanduknya. Ketika seseorang menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi gereja atau di instansi pemerintah, maka watak dan perilaku akan terbawa disaat dia memimpin bawahan.

Kapan gaya hidup itu akan menjadi lebih tampak disaat ada dua atau tiga orang yang sedang disorot serta dibandingkan, misalnya dua orang calon kepala desa, tiga orang calon bupati, dua orang calon presiden. Disaat itulah gaya hidup seorang pemimpin akan mencolok tentu yang menilai adalah rakyat atau masyarakat sehingga seseorang yang menjadi pemimpin memberi nilai tentu sesuai dengan gaya hidup kepemimpinan masing-masing calon dan sudah bisa dipastikan bahwa masing-masing tidak ada yang sama, tetapi tetap berseberangan. Dalam penilaianpun sesuai dengan prespektif masing-masing individu, kadang ada yang menilai calon pemimpin itu dengan melihat profile ada juga yang menilai melalui gaya bicara bahkan ada yang menilai kemampuan berinovasi, dan lain-lain.

Bagiamana dengan Yesus yang profileNya adalah anak seorang mantan tukang kayu dan sehari hari berada bersama para rasul-Nya yang adalah nelayan. Mereka berjalan dari desa ke desa dan menginap di rumah penduduk desa. Yesus mengenakan pakaian seperti orang biasa pada umumnya. Ia tidak mengutamakan pakaian, kata-Nya, “ jangan khawatir “ Luk. 12 : 22, TB-2 bahasa aslinya, “ menerimnate” . terjemahan lain janganlah kamu mengutamakan … apa yang akan kamu pakai .” Gaya hidup kepemimpinan Yesus, ketika melihat orang banyak Ia tidak cenderung menegur, melainkan mengasihani perasaan-Nya yang menonjol adalah belas kasih. Ia ber bela rasa dengan nasib orang banyak, namun ketika di saat Ia berpidato, gaya bahasa-Nya pun gampang dicerna dan sangat sederhana, lalu dibarengi dengan persuasive denga intonasi ragam kalimat-Nya pun kebanyakan ragam ajakan, permintaan dan pengharapan. Gaya-Nya pun tidak membusungkan dada, justru sebaliknya Ia mengelus dada karena rasa iba melihat kondisi orang banyak. Tertulis “ Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka karena mereka lelah dan terlantar (Mat. 9:36), kalau melihat bagaimana pelayanan Yesus Ia bekerja sebagai guru keliling dari desa ke desa bahkan diseluruh pelosok Palestina. Bersama para rasul-Nya tiap hari Ia berada diantara penduduk desa, dan menginap di rumah penduduk Ia tidak menetap disatu tempat, seperti ada tertulis “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya,” (Mat. 8 : 20).

Jikalau kalimat di atas diamati, ini memberikan gambaran seorang pemimpin yang bukan berada di atas bawahan atau rakyat, melainkan diantara rakyat. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus tahu diri serta sadar diri bahwa kita bukan siapa siapa tanpa bawahan, mari kita belajar pada sang Guru Agung Yesus Kristus sekalipun Dia pemimpin yang seharusnya Dia ada di atas namun Dia memberikan teladan bahwa pemimpin bukan di atas tapi adanya di antara bawahan atau rakyat semoga gaya hidup kepemimpinan kita pun menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati.

Lihat juga

Komentar


Group

Top