Setiap orang memiliki waktu yang sama dalam satu hari. Ada banyak pekerjaan, pelayanan maupun aktivitas lainnya yang perlu dan ingin dikerjakan, namun tidak mungkin semuanya dikerjakan dalam waktu bersamaan. Yang mana yang perlu dikerjakan lebih dulu? Untuk itu setiap orang perlu mengerti prioritas. Prioritas adalah kata serapan dari kata priority dalam bahasa Inggris. Akar katanya adalah prior, yang bermakna primer atau utama. Ada sebuah frasa yang dapat membantu untuk menentukan hal atau kegiatan apa yang lebih prioritas. First things first, demikian sebutannya dalam bahasa asing, yang barangkali tidak asing bagi sebagian orang.
Cambridge dictionary menjelaskan penggunaan frasa first things first, “used to tell someone that more important things should be done before less important things” (digunakan untuk memberitahu seseorang bahwa hal-hal yang lebih penting seharusnya dikerjakan lebih dulu daripada hal-hal yang kurang penting). Para ahli memberikan panduan umum untuk membantu orang menentukan hal-hal yang lebih prioritas. Mulai dari yang paling pertama dan utama untuk dikerjakan adalah hal-hal yang penting dan mendesak. Yang kedua dan ketiga adalah hal-hal yang penting tapi tidak mendesak dan hal-hal yang mendesak tapi tidak penting. Yang terakhir adalah hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak, yang disarankan untuk ditunda atau bahkan dibatalkan. Prinsip kedua dan ketiga kadangkala diurutkan terbalik, sedangkan prinsip pertama dan terakhir disetujui semua orang.
Banyak orang memiliki kesulitan untuk memilih dan memilah kegiatan berdasarkan skala prioritas. Yang menjadi persoalan adalah setiap orang memiliki subyektivitas dalam menentukan skala prioritasnya. Ditambah dengan natur keberdosaan manusia dan latar belakang serta kebiasaan seseorang, akan membuatnya semakin sulit memilih hal-hal apa saja yang seharusnya diutamakan. Di masa pandemi seperti sekarang, tidak sedikit siswa yang lebih memprioritaskan bermain game online daripada mengerjakan tugas sekolah. Mungkin karena sudah kecanduan. Banyak orang Kristen yang dengan sigap membuka aplikasi WhatsApp (WA), Facebook (FB), Instagram dll, di telepon selulernya, segera setelah bangun tidur, alih-alih membaca dan merenungkan firman Tuhan. Itu semua karena hal-hal tersebut dianggap penting dan mendesak, padahal sebenarnya tidaklah demikian.
Bagi orang Kristen, mengetahui dan melaksanakan prioritas hidup sangatlah penting. Setidaknya yang menjadi urutan prioritas hidup orang Kristen ada empat. Yang pertama adalah Tuhan. Prioritas pertama dan utama bagi orang Kristen adalah Tuhan (Mat. 22:37-38). Segala yang dikerjakan oleh umat Kristen seharusnya bermuara pada kemuliaan bagi Tuhan (Rom. 11:36). Prioritas kedua adalah keluarga. Tuhan sangat mengasihi keluarga. Tuhan menginisiasi terbentuknya keluarga (Kej. 1:27-28). Yesus membantu keluarga yang sedang mengadakan pesta pernikahan (Yoh. 2:1-11). Yesus mengecam orang Farisi yang mengizinkan orang untuk tidak memberikan tunjangan kepada orangtuanya jika uang tersebut dipersembahkan ke bait Allah untuk mendukung pelayanan. Prioritas ketiga adalah pekerjaan, termasuk sebagai pelayan Tuhan maupun pelajar. Sedangkan yang keempat adalah kepentingan pribadi. Karena itu seorang pelajar seharusnya menempatkan kegiatan belajar dan pengerjaan tugas sekolah lebih penting dan mendesak daripada kesenangan pribadi, misalnya bermain game atau menonton serial drama Korea yang menguras emosi. Seorang hamba Tuhan seharusnya memprioritaskan pelayanan daripada kesenangan pribadinya.
Acapkali seseorang dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya lebih diutamakan, namun tidak mudah untuk disiplin menaatinya oleh karena keinginan daging yang terus menggoda memang selalu bertentangan dengan keinginan roh. Perlu bijaksana Tuhan untuk menolong kita terus sadar sepenuhnya akan skala prioritas orang Kristen dalam memilih hal-hal yang lebih utama untuk dikerjakan. Perlu pengendalian diri dan komitmen yang kuat. Perlu saling mengingatkan untuk mengutamakan yang lebih utama, mementingkan yang lebih penting. First things first!