Tidak ada manusia di dunia ini yang kebal atas ketakutan, entah takut mati, entah takut kehilangan, takut bangkrut dan lain sebagainya. Injil Lukas ditulis dengan tiga sumber yakni: Injil Markus, Matius, dan kumpulan kisah yang tidak dipakai oleh penulis Injil lain, Injil Lukas terbilang sangat terinci,dibandingkan dengan Injil-injil lain, Lukas boleh dibilang paling lengkap dalam mengisahkan kelahiran Yesus, beberapa perumpamaan Yesus yang sangat terkenal hanya dapat ditemukan dalam Lukas, seperti: Kisah orang Samaria yang baik hati (Luk.10:25-37), Domba yang hilang (Luk.15:1-7), Anak yang hilang (Luk. 15;11-32), kisah Yesus mengunjungi rumah zakheus (Luk. 19:1-10), Dan janji Yesus kepada salah seorang penjahat yang disalibkan bersama-Nya bahwa ia akan masuk dalam kehidupan surgawi bersama-Nya (Luk. 23:39-43)
“Jangan Takut”Kalimat ini, dilontarkan oleh malaikat Tuhan kepada para gembala. Gembala disini adalah gembala yang sedang menjaga kawanan ternak di padang, gembala dalam arti harafiah pada zaman dulu dan masa kini adalah mengemban panggilan tugas yang banyak tuntutannya.
Apa aja tuntutan bagi para gembala mencari rumput dan air di daerah yang kering dan berbatu-batu, melindungi kawanan domba gembalaannya terhadap cuaca buruk dan binatang buas, mencari dan membawa kembali setiap domba yang sesat. TB = “Jangan takut”, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa BIS = “Jangan Takut” sebab saya datang membawa kabar baik untuk kalian kabar yang sangat menggembirakan semua orang, kata “Jangan Takut” dalam Bahasa aslinya phobeo artinya “jangan kamu merasa takut”, jangan menjadi takut, tetapi takut kepada (Allah).
Kedatangan malaikat Tuhan kepada para gembala yang ada di padang saat itu, merubah situasi, bahkan suasana hati para gembala mulai tidak tenang, namun karena malaikat Tuhan tidak hanya berkata jangan takut tetapi dilanjutkan “Hari Ini Telah Lahir Bagi Mu Juruselamat Yaitu Kristus Tuhan Di kota Daud” (Luk. 2:11), dengan dilanjutkannya pesan dari para malaikat maka ketakutan para gembala berubah menjadi sebuah semangat, dengan tidak memperhitungkan capek, lelah bahkan untung rugipun mereka tidak perhintungkan, satu program, satu tujuan, mari kita pergi ke Betlehem. Apa yang membuat para gembala semangat, karena para gembala bukan takut diperbudak, bukan takut kepada manusia tetapi para gembala memiliki Ketakutan yang dari Allah.
Ketakutan para gembala adalah pemberian Allah mereka bukan hanya takut tetapi mereka menghormati kekuasaan Allah, menaati perintah-perintahNya, menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan. Maz. 111:10 “Takut Akan Tuhan Adalah Permulaan Hikmat” Maz. 147:11 “Tuhan senang bagi orang-orang yang takut akan Dia”. Dalam topik sapaan gembala di atas, ada 3 hal yang menjadi perenungan kita untuk masuk di tahun 2023 ini Jangan merasa takut untuk meninggalkan yang rutinitas tetapi utamakan yang prioritas (luk. 2:15). Kita belajar dari para gembala, meninggalkan rutinitas demi yang prioritas. Mereka meninggalkan rutinitas dan mereka pergi ke Betlehem untuk melihat bayi Yesus…(baca ayat 15).
Jangan takut meninggalkan rutinitas anda, jangan takut rugi, utamakan yang prioritas, hari Minggu pergi ibadah, hari minggu adalah hari prioritas yaitu ibadah, priorita yang lain adalah melayani Dia, tunda dulu yang lainnya yang tidak urgen. Karena digereja dan melayaniNya adalah salah satu indicator bahwa kita takut akan Tuhan serta mengasihiNya. Untuk beribadah digereja adalah kita telah memenuhi panggilan Tuhan dalam persekutuan.
Jangan merasa takut menyaksikan bahwa Yesus adalah Juruselamat (Luk. 2:17). Mewartakan akan Juruselamat, bukan hanya tugas para gembala, bukan hanya tugas pdt, tetapi mewartakan berita keselamatan adalah tugas semua orang percaya. Siapa orang percaya; semua orang yang telah mengaku percaya kepada Yesus dan telah menerima Dia dalam hati secara pribadi, maka wajib baginya untuk melayani-Nya.
Jangan merasa takut menyembah Tuhan dalam kondisi dan situasi apapun (Luk. 2:20), Tahun 2023 lembaga dunia memprediksi akan terjadi Resesi/inflasi kondisi ekonomi yang mampu membuat perusahaan jatuh bangkrut, diakibatkan daya beli masyarakat menurun. Mentri keuangan Srimulyani mengukapkan ini bukan menakut-nakuti,tetapi lebih baik kita mempersiapakan diri.
Bagaimana caranya: Atur ulang pos pengeluaran, mengurangi utang, siapkan dana darurat/ nabung, Buat sumber pendapatan lain. Dari semuanya itu serahkan kondisi dan situasi itu dengan Tuhan. 1 Petrus 5:7 “serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu” dengan demikian biarlah ketakutan berubah menjadi keberanian karena Tuhan memelihara kita dalam situasi dan dalam kondisi apapun.