BERSYUKUR
Mazmur 136:1-3
Dalam tradisi Yahudi, Mazmur 136 disebut Mazmur Pujian Agung. Disebut demikian karena ke-26 ayat dari Mazmur ini berisi ajakan berulang-ulang untuk bersyukur kepada Tuhan. Mengapa Pemazmur bersyukur kepada Tuhan? Alasan yang paling mendasar adalah karena kebaikan dan kasih setia-Nya dan setiap ayat dari Mazmur ini berisi alasan mengapa umat Tuhan seharusnya bersyukur kepada Tuhan. Alasan-alasan itu dapat dikategorikan dalam tiga bagian.
Pertama, pemazmur bersyukur karena kebaikan Tuhan yang nampak dalam ciptaan-Nya (136:4-9). Ini juga yang menjadi pengakuan percaya umat Tuhan sepanjang abad dalam Pengakuan Iman Rasuli : "Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi." Kita mengaku bahwa Allah itu baik menciptakan langit dan bumi dan menaruh kita di dalamnya untuk menikmati ciptaannya yang baik itu. Kedua, pemazmur bersyukur karena kebaikan Tuhan secara khusus kepada umat-Nya, yaitu membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir (136:10-24). Sejajar dengan hal ini, sudah seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan karena Ia telah membebaskan kita dari perbudakan dosa melalui karya penebusan Yesus. Ketiga, pemazmur bersyukur karena kebaikan Tuhan kepada setiap orang (136:25). Tuhan Yesus berbicara juga tentang hal ini, saat Ia berkata, "... Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:45)
Bersyukur kepada Tuhan adalah bagian yang penting dari ibadah kita kepada Tuhan. Biarlah hari ini kita mendengar dan meresponi dengan benar ajakan pemazmur yang berulang-ulang ini untuk hidup bersyukur kepada Tuhan atas kebaikan dan kasih setia-Nya. Hidup penuh syukur membangkitkan kuasa besar untuk menghadapi berbagai kesulitan hidup karena dengan bersyukur kita memperoleh kekuatan yang terus-menerus mengalir memberi hidup berkelimpahan. Satu kenyataan bahwa kehidupan jasmania setiap manusia dari hari ke sehari semakin merosot. Sementara itu tantangan hidup bukannya semakin ringan tetapi justru semakin berat. Dalam kondisi seperti ini apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa belajar dari Rasul Paulus. Meskipun jasmaninya semakin hari semakin merosot, tetapi rohaninya justru semakin kuat (4:16). Salah satu rahasianya adalah karena Paulus hidup penuh syukur. Hati yang bersyukur adalah tanda orang percaya (4:15) yang membangkitkan kuasa besar dalam kehidupan Kristen. Mengapa? Karena dengan selalu bersyukur kita memperoleh kekuatan yang terus-menerus mengalir, yang memberi hidup berkelimpahan. Seseorang yang hatinya penuh ucapan syukur berarti dia sedang menyaksikan bahwa hidupnya adalah hidup yang tidak berkekurangan. Ada orang yang secara luar hidupnya terlihat berkelebihan dibandingkan orang lain, namun ternyata memiliki hati yang selalu bersungut-sungut, selalu merasa kurang dengan hidupnya. Tetapi Paulus, meskipun hidup pas-pasan, bahkan kekurangan tetapi justru memperkaya dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Menjadi pengikut Kristus tidak selalu indah dan lancar. Ada begitu banyak tantangan, rintangan dan hambatan dalam hidup, pekerjaan dan pelayanan. Kemampuan mengucap syukur adalah satu kekuatan yang kita butuhkan untuk mengatasi semua rintangan dalam kehidupan.