Sejenak kita merenungkan mengapa yesus menyebut kita sahabat? Kalau kita memperhatikan sahabat sama artinya dengan Kawan, teman. Banyak sekali orang mendefinisikan arti kata sahabat, ada yang mendefinisikan bahwa sahabat adalah seorang teman dekat di mana anda bisa saling berbagi kasih sayang. Ada pula yang mengartikan sahabat sebagai teman sejati, seperti apapun definisi atau arti kata tersebut mari kita membaca perikop dari Injil Yohanes 15:15. “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat, karena aku telah memberi tahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”
Yesus sendiri telah menyebut (murid-murid) orang percaya sebagai sahabat-Nya, ungkapan ini bukan datang dari mana-mana tetapi ditegaskan Yesus sebagai pilihan dari dirinya sendiri untuk menyebut orang percaya dengan sebutan sahabat.
Salah satu contoh dalam perjanjian lama mengenai persahabatan yaitu persahabatan Daud dan Yonatan. Kisah ini terdapat didalam (1 samuel 18:1-5), disana kita dapat melihat persahabatan ideal agar kita dapat memahami seperti apa sahabat Yesus sebutkan: dituliskan dalam ayat 1 dari 1 Samual 18.
Berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud.
Ketika persahaban terjalin disebutkan disana jiwa mereka berdua berpadu atau bersatu, boleh juga kita katakan sejalan. Bangsa Indonesia dicatat dalam sejarah telah dijajah ratusan tahun, akhirnya dapat memproklamasikan kemerdekaan oleh karena adanya kesatuan dari berbagai ragam suku dan budaya yang berbeda. Kemerdekaan itu tidak serta merta datang dengan sendirinya, tentunya diawali dengan semangat yang sama, tekat yang sama, tujuan serta keinginan yang sama. Kita ingat bagaimana dahulu para pemuda dengan “Sumpah Pemuda” menyatukan diri mereka untuk memperjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia.
Ketika Yesus menyebut kita “sahabat” artinya keingin-Nya atau atas kemauannya sendiri meminta jiwa kita juga terpadu dengan Jiwa-Nya. Karena keinginan Yesus sepenuhnya ingin memuliakan Bapa maka Yesus pun ingin orang percaya punya sikap demikian. Untuk memcapai hal tersebut tentunya kita harus menyatukan jiwa kita dengan Kristus terlebih dahulu, karena hanya Yesus yang tahu keinginan hati Bapa. Maka ketika orang percaya telah menyatukan diri dengan Kristus akan lebih mudah untuk mengetahui keinginan hati Bapa.
Hal ini pun berlaku di dalam kehidupan keseharian kita, sejujurnya jika tidak ada kesatuan mustahil hal yang kita inginkan bersama bisa tercapai. Itulah pentingnya mengapa Yesus memilih kita sebagai sahabatnya agar kita dapat menjadi satu pemikiran dengan Dia memuliankan Bapa sebagai tujuan kita (manusia) diciptakan.
Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri.
Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri, hal tersebut terjadi secara alami ketika kesatuan telah terjalin diantara mereka, keharmonisan telah berjalan dengan sangat baik. Pada akhirnya kasihpun muncul juga secara alami, Yonatan begitu mengasihi Daud.
Jika diantara sesama orang percaya ada kesatuan maka sikap saling mengasihi akan terjadi dengan sendirinya. Tetapi sebaliknya pula ketika tidak ada kesatuan diantara orang percaya. Maka tidak akan ada yang bisa digapai. Kalau digambarkan bisa jadi hal tersebut akan seperti ular berkepala empat, satu mau kekanan, satu mau kekiri, satu mau ke depan satu mau ke belakang alias terjadi ketidak harmonisan.
Bukankah didalam Injil Yohanes 15:12 Yesus mengi inginkan supaya murid-murid dalam konstek itu, atau sesama orang percaya dalam konteks sekarang harus saling mengasihi. Tidak saling unjuk gigi, alias adu kehebatan. Hal demikian sudah bukan zamannya lagi, tetapi dimana orang percaya harus merendahkan diri dan saling melayani.
Dari mengasihi timbul pengorbanan
Ayat 3 dari 1 Samuel 18 dituliskan demikian “karena ia (Yonatan) mengasihi dia (Daud) seperti dirinya sendiri. Dan ayat 4 dituliskan “ Yonatan meninggalkan jubah yang dipakainya. (sesuatu tanda yang memperlihatkan dirinya warga kerajaan), bukan hanya itu saja tetapi Yonatan juga memberikan segala sesuatu yang paling berharga sebagai anak raja yaitu perlengkapan perangnya pun diberikan kepada sahabatnya.
Ketika adanya kasih maka akan terjadi pengorbanan, hal demikian diajarkan Yesus kepada murid-murid dan juga kita, ia menyebut kita sahabat, Ia juga ingin supaya kita juga memilikinan jiwa korsa, jiwa yang mau berkorban dengan melakukan tindakan nyata sama seperti yang Yonatan lakukan kepada Daud sebagai bentuk kasih. Demikian juga jiwa korsa tersebut harus kita wujudkan sebagai bukti kita mengasihi Tuhan, yaitu melakukan apa yang Yesus perintahkan kepada kita dengan demikian layaklah kita sebagai sahabat Yesus. Tuhan Yesus Memberkati ( Pdt. Juki)