Sapaan Gembala

Nasionalisme Dan Iman Kristen

Penulis : Pdt Gelen Marpaung | Sun, 18 August 2024 - 10:02 | Dilihat : 1750

Agama Kristen adalah agama yang dibawa oleh negara penjajah, misalnya Belanda, dengan menganut semboyan yang terkenal 3G yaitu Gold, Glory, and Gospel! Demikian kira-kira potongan materi mata pelajaran Sejarah Indonesia yang diajarkan di sekolah pada saat penulis masih mengenyam pendidikan di jenjang dasar dan menengah. Bahkan secara umum, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa agama Kristen adalah agama penjajah.

Sejatinya tidaklah demikian. Kekristenan dan orang Kristen merupakan bagian integral dari perjalanan sejarah Indonesia, mulai dari masa pra kemerdekaan sampai saat alam kemerdekaan sudah dapat diraih. Pergerakan kemerdekaan Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran kekristenan. Begini ceritanya. Tokoh-tokoh nasional pejuang kemerdekaan Indonesia sangat banyak yang bersekolah di sekolah yang didirikan pemerintah Belanda. Sekolah untuk bumiputera ini tidak lain karena dijalankannya politik etis oleh kerajaan Belanda yang sempat dipimpin oleh perdana Menteri yang juga seorang teolog Bernama Abraham Kuyper pada 1901-1905. Politik etis maksudnya adalah negara Belanda harus memberikan manfaat bagi negara yang dikuasainya. Maka didirikanlah sekolah-sekolah untuk warga pribumi sampai dengan tingkatan universitas. Misalnya STOVIA, yang merupakan cikal bakal dari fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Atau De Techniche Hoogeschool te Bandung yang berdiri pada 3 Juli 1920, lalu diubah Namanya menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2 Maret 1959.

Orang Kristen turut aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam perjuangan di daerah, nama-nama seperti Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Robert Wolter Monginsidi adalah sederet nama yang akrab di telinga. Belum lagi tokoh-tokoh nasional semisal Johannes Leimena, Sam Ratulangi, TB. Simatupang, Amir Sjarifuddin adalah di antara para tokoh yang berperan aktif dalam upaya kemerdekaan. Amir Sjarifuddin pernah menjadi perdana Menteri di era presiden Soekarno. Leimena bahkan pernah dipercayakan menjadi Menteri selama 20 tahun dan disebut sebagai Bapak Puskesmas Indonesia.

Gereja maupun lembaga-lembaga Kristen telah meninggalkan rekam jejak yang tidak dapat dinafikan dalam perjalanan bangsa Indonesia pasca-proklamasi sampai di kekinian. Sebut saja di bidang pendidikan, sekolah-sekolah Kristen telah aktif berperan serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun manusia Indonesia seutuhnya dengan menyelenggarakan Pendidikan yang berkualitas sebagai pengejawantahan iman Kristen dalam praksis yang dapat dilihat, diukur dan dirasakan. Di kota maupun di desa, sekolah Kristen dikenal karena kualitasnya. Penulis mengenal satu sekolah Kristen berasrama di pedalaman Kalimantan Barat, persisnya di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. Sekolah Kristen Makedonia namanya. Sekolah ini telah menjadi berkat bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di pedalaman dan sulit mendapat akses pendidikan yang berkualitas. Diharapkan para siswa akan mendapatkan masa depan yang lebih baik dan membawa transformasi di keluarga maupun masyarakat, yang pada gilirannya dapat membawa kebaikan pada bangsa Indonesia. Inilah salah satu contoh titik temu antara iman Kristen dan nasionalisme.

Terlalu banyak contoh yang tidak mungkin dimuat dalam tulisan singkat ini. Dari Olimpiade Sains sampai olahraga, tak terkecuali di bidang ekonomi dan politik, orang-orang Kristen turut berperan serta dan memberi impact kepada peradaban bangsa. Orang Kristen bukan penumpang di negeri ini, melainkan bagian integral dari sejarah bangsa yang memiliki nasionalisme sejati di dalam jiwa dan terpancar keluar melalui karya nyata.

Kitab Suci mencatat tentang Nehemia yang adalah juru minuman Raja Persia, tetap memiliki kepedulian besar pada bangsanya. Ia bukan hanya memiliki hati yang tergerak, tetapi juga memiliki raga yang bergerak dan bahkan menjadi motor untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Bacalah seluruh kitab Nehemia dan Anda akan tahu betapa kuat jiwa nasionalisme seorang Nehemia yang merupakan bagian dari kecintaannya kepada Tuhan.

Oleh karena itu, setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsanya. Saudara dan saya dipanggil untuk menjadi berkat bagi Indonesia. Jangan menjadi penonton, apalagi penumpang. Jadilah pelaku sejarah yang mewarnai sejarah perjalanan bangsa yang kita cintai ini. Terus cinta Tuhan kita, terus cinta Indonesia. Karena kita 100% Kristen dan 100% Indonesia. Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Kiranya Sapaan Gembala ini menjadi bahan bacaan dan permenungan yang bermanfaat seraya kita merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT-RI) ke-79. Sila dibagikan kepada siapa saja yang ada di hati dan pikiran Saudara, agar tulisan ini lebih berguna. Soli Deo Gloria.

Lihat juga

Komentar


Group

Top