Sampah sudah pasti tidak diinginkan, kotor, busuk dan menjijikkan, semua cenderung menjauhi dan membuangnya. Namun betapa menakutkannya, kalau seorang Rasul menyamakan dirinya seperti sampah bahkan menyebutnya, orang percaya sama seperti sampah dunia: “kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini”(1 Korintus 4:13).
Rasul Paulus seorang Farisi yang sangat dihormati dan berpengaruh pada zamannya. Pribadi yang pandai, hebat, tidak bercela dan sangat taat pada hukum Taurat. Banyak orang tunduk dan mengaguminya. Namun perjumpaannya dengan Yesus Kristus, justru membuatnya berubah. Perubahan hidupnya, membuat banyak orang seakan tidak percaya, bahkan Rasul-Rasul lain baru dapat menerima Paulus setelah belasan tahun kemudian. Ia yang dikenal penganiaya orang percaya dan sangat di kagumi, kini menjadi manusia hina karena Kristus.
Jemaat Korintus yang percaya kepada Yesus Kristus, adalah bagian dari hasil pelayanan Paulus sebelumnya. Namun hidup mereka tidak mencerminkan Injil Kebenaran. Ada orang-orang yang masih meyombongkan dirinya sendiri, lebih mengutamakan yang satu dari pada yang lain. Cara hidup yang salah ditampilkan, dan merasa itu adalah hal yang baik. Memegahkan diri dan mengabaikan yang lain, tetapi merasa sebagai pengikut Kristus yang benar. Sikap seperti ini terkadang masih terpelihara dengan baik sampai saat ini, bahkan kadang menjadi virus yang ganas yang menghancurkan banyak orang kristen. Sangat menyedihkan!
Paulus mengakui, ia menjadi bodoh, lemah bahkan hina karena Kristus, tetapi tidak bagi jemaat Korintus. Paulus merendahkan diri, supaya mereka mengikuti teladannya, tetapi beberapa orang korintus justru memegahkan dirinya. Sikap terbalik dari gaya hidup yang benar justru dipertontonkan, tetapi Paulus menegur mereka sebagai anak-anakku yang kukasihi. Betapa sulitnya membawa dan mengarahkan orang percaya untuk hidup benar. Bagaimana dengan kita sebagai gereja masa kini?
Gereja yang sombong itu banyak, tetapi yang rendah hati siapa yang mau? Pada dasarnya, manusia berdosa, menginginkan penghormatan dan penghargaan, maka akan selalu berusaha demi kepuasan diri. Terkadang, berperilaku salah saja masih tetap merasa benar, bertindak bodoh pun kadang masih membela diri, bahkan maunya dihormati. menyedihkan! Betapa tidak mudahnya mengikuti teladan Kristus, tetapi kita dipanggil untuk meneladaniNya
Kehinaan bagi dunia diterima Paulus karena mengikut Kristus, ia menjadi seperti kotoran yang menjijikkan demi keselamatan banyak orang. Terkadang orang percaya diperlakukan hina oleh banyak orang, tetapi tidak mengapa kalau kita benar, diperlakukan tidak sesuai dengan harapanpun tidak menjadi persoalan, kerena kita sedang bertanding untuk hidup meneladani Kristus. Hidup orang Kristen harus terus memperbaiki diri, dengan bercermin pada firman Tuhan. Meninggikan diri dan memandang rendah orang lain, itulah hal yang hina dan menjijikan dihadapan Tuhan, tetapi, dihina, direndahkan karena kebenaran menjadi berharga dan mulia dihadapanNya. Tuhan memberkati