Sapaan Gembala

Apakah Anak-Anak Boleh Ikut Perjamuan Kudus?

Penulis : Pdt Gelen Marpaung | Fri, 1 November 2024 - 10:54 | Dilihat : 2399

Pertanyaan ini memang sering muncul dalam diskusi gereja, terutama ketika melibatkan anak-anak dalam sakramen Perjamuan Kudus. Dalam teologi Reformed, pandangan yang lebih umum memang cenderung mengikuti prinsip fencing of the table atau pembatasan meja, berdasarkan pemahaman yang serius akan makna dan kesiapan spiritual untuk menerima sakramen ini.

Dalam Westminster Confession of Faith dan Heidelberg Catechism, terdapat pandangan bahwa mereka yang ikut serta dalam Perjamuan Kudus harus memahami makna sakramen ini dan mampu melakukan self-examination (pemeriksaan diri) secara sadar, sebagaimana ditekankan dalam 1 Korintus 11:28-29: “Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan dari roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri.”

Berikut adalah beberapa alasan mengapa dalam teologi Reformed anak-anak biasanya belum dibolehkan untuk ikut serta dalam Perjamuan Kudus:

Kesadaran Diri dan Pemahaman Akan Dosa

Dalam teologi Reformed, Perjamuan Kudus dianggap sebagai sakramen yang memerlukan pemahaman yang matang tentang dosa, penebusan, dan kedewasaan iman. Anak-anak biasanya dianggap belum memiliki pemahaman yang cukup untuk melakukan pengakuan dosa secara sadar dan menghargai kedalaman penebusan Kristus.

Pengakuan Iman dan Baptisan Dewasa

Biasanya gereja-gereja beraliran Reformed memiliki pendekatan yang mengharuskan individu untuk lebih dahulu dibaptis, memahami pengajaran dasar, dan mengucapkan pengakuan iman sebelum ambil bagian dalam sakramen ini. Ini untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memahami hubungan pribadi mereka dengan Kristus, yang merupakan inti dari sakramen Perjamuan Kudus.

Fencing of the Table

Prinsip ini dalam teologi Reformed berfungsi untuk menjaga sakramen agar tidak diperlakukan secara sembarangan atau sebagai ritual biasa. Anak-anak yang belum memahami makna mendalam dari Perjamuan Kudus sangat mungkin tidak dapat mengikuti prinsip ini dengan benar.

Namun, mengapa ada gereja yang membolehkan anak-anak ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus?

Beberapa gereja percaya bahwa covenant children, yaitu anak-anak yang lahir dalam perjanjian gereja, boleh ikut serta dalam sakramen ini. Sejauh yang penulis tahu, mereka berargumen bahwa karena anak-anak ini telah dibaptis dan dianggap sebagai bagian dari umat perjanjian, mereka juga berhak ikut dalam seluruh aspek kehidupan sakramental. Pandangan ini lebih umum dalam gereja yang menerapkan prinsip paedocommunion (anak-anak ikut Perjamuan Kudus).

Penulis sependapat dengan pengaju pertanyaan, yaitu bahwa anak-anak yang belum mengerti dan belum dibaptis dan disidi, jangan ambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Namun demikian, jika ada (dan memang ada) gereja yang melakukannya, patut untuk dihargai karena mereka punya alasan tersendiri. Ini wujud toleransi antar gereja. Demikian jawaban dari penulis. Kiranya dapat cukup menjawab persoalan yang ditanyakan. Terima kasih telah bertanya. Tuhan memberkati Saudara.

Lihat juga

Komentar


Group

Top