Tokoh

Sir Walter Scott, Bapak Oseanografi Dan Hydrografi

Penulis : Pdt Netsen | Thu, 5 February 2015 - 10:52 | Dilihat : 2836

SETIAP MANUSIA LAYAK DIHARGAI

Walter Scott lahir di Edinburgh, Skotlandia tanggal 15 Agustus 1771. Keluarganya berakar pada ajaran Presbiterian yang ketat dan dianggap sebagai keluarga yang sangat sensitif, serta menjunjung tinggi budaya. Walter diharapkan bersedia masuk dalam pelayanan di gereja Presbiterian setelah dia menyelesaikan pendidikannya. Namun, masa kanak-kanak Walter cukup menyedihkan. Semasa kecil, ia sering sakit-sakitan dan mengakibatkan kaki kanannya lumpuh. Meskipun begitu, dia tidak patah semangat. Dengan segala keadaannya, Scott tetap bersekolah. Setelah tamat dari sekolah lanjutan pertama, dia bersekolah di SMU Edinburg. Lalu melanjutkan studinya di fakultas hukum Universitas Edinburg. Tahun 1786, Walter magang di tempat ayahnya dan kemudian pada tahun 1792 ia menjadi pengacara. Setelah mengikuti studi Alkitab secara intens, Walter pun menerima Alkitab sebagai satu-satunya otoritas dan hidup di atas dasar Alkitab. Dia juga bergabung dengan persekutuan mahasiswa teologi di bawah pimpinan George Forrester. Tahun 1797 dia menikahi Margaret Charpentier dan dikaruniai 5 anak. Kemudian mereka menetap di Pittsburgh, Pennsylvania.
    Walter Scott sangat terpesona dengan budaya dan tradisi orang-orang yang tinggal di perbatasan Skotlandia. Tahun 1802, ia menerbitkan karya literaturnya yang pertama yang berjudul "Minstrelsy of the Scottish Borders". Pada tahun 1805, ia menerbitkan puisi yang berjudul "The Lay of the Last Minstre". Puisi ini menjadi puisi yang sangat terkenal pada masa itu. Pada tahun 1806, ia bekerja sama dengan temannya, James Ballantyne, melakukan bisnis penerbitan. Namun, bisnis tersebut tidak berhasil dan meninggalkan banyak hutang. Guna melunasi hutang-hutangnya, ia berusaha menulis sebanyak-banyaknya. Pada 1808, Walter kembali menerbitkan puisi romantis berjudul "Marmion", dan disusul puisi berjudul "The Lady in the Lake" pada tahun 1810.  
    Pada dekade 1810-1820, Walter Scott menjadi salah satu penulis terkenal. Novel karyanya didasarkan pada latar belakang sejarah orang-orang Skotlandia dan Inggris. Mulai dari Waverly (1810), Guy Mannering (1815), dan Ivanhoe (1819). Sementara itu, pada musim dingin tahun 1821-1822 Alexander Campbell yaitu pimpinan gerakan Kebangunan Rohani Terbesar ke-2, atau yang lebih dikenal sebagai tokoh Gerakan Restorasi yang waktu itu berada di Pittsburgh sengaja mengunjungi Walter. Mereka saling bertukar pikiran dan kemudian menyadari bahwa mereka memiliki pemikiran yang mirip. Akhirnya Walter ikut menyumbangkan beberapa artikel dalam karya Campbell, salah satunya "Christian Baptist". Awalnya Walter tidak mau mencantumkan namanya dalam buku-bukunya yang diterbitkan, karena ia merasa rendah diri akibat kakinya yang lumpuh. Akan tetapi, hal ini tidak berlangsung lama. Baru sejak tahun 1826 Walter Scott bersedia dicantumkan namanya sebagai penulis. Demikian juga dengan karya-karyanya setelah mengalami cetak ulang.
    Secara garis besar karya Walter Scott merefleksikan pengaruh Abad Pencerahan (abad ke-18). Dia percaya bahwa setiap manusia pada dasarnya layak dihargai tidak peduli kelas sosialnya, agamanya, politik, ataupun keturunannya. Toleransi merupakan tema utama dari karya-karya historisnya. Novel berserinya yang berjudul "The Waverley Novels", menyatakan kepercayaannya akan perlunya perkembangan sosial yang tidak bertolak belakang dengan tradisi-tradisi masa lalu. Dia adalah novelis pertama yang menggambarkan tokoh petani secara simpatik dan realistik demikian juga dengan pedagang, prajurit, bahkan raja.  
Selain tema tentang toleransi, tema lain yang sering diangkat oleh novel-novel Walter adalah seputar konflik yang terjadi di antara budaya-budaya yang bertentangan. Novel "Ivanhoe" yang diterbitkan tahun 1819 menceritakan tentang peperangan antara orang-orang Normandia dan orang-orang Anglo-Saxon. Konflik itu diungkapkan dengan gaya bahasa yang khas dan sangat mengesankan. "The Talisman" yang diterbitkan tahun 1825 menceritakan tentang konflik antara orang-orang Kristen dan Muslim. Sementara novelnya tentang sejarah orang-orang Skotlandia membahas tentang perselisihan antara budaya Inggris dan orang-orang Skotlandia kuno. Masih banyak lagi karya-karya besar Walter Scott.
    Sebagai pengarang romantik, dia pun memperlihatkan kemampuan yang prima, terutama penguasaannya atas bahan-bahan sejarah dan persoalan perwatakan. Karya ini menunjukkan keunggulan literatur Walter Scott, jika dibandingkan dengan para pengarang yang seangkatan dengannya. Dia juga membantu memopulerkan novel-novel historis sebagai ragam literatur, dan memengaruhi generasi penulis masa depan. Dia bahkan menjadi acuan dan contoh dalam karya sastra romantis. Melalui hasil karya-karyanya tersebut, tidak mengherankan jika ia mendapat predikat sebagai penulis cerita romantik dan puisi naratif yang tersohor. Tanggal 21 September 1832 Walter Scott meninggal menyusul istrinya yang meninggal 6 tahun sebelumnya.ns/dbs nDia dikuburkan di Dryburgh Abbey. (netsen/dbs)

 

Lihat juga

jQuery Slider

Komentar


Group

Top