Tokoh

Betty Olsen, Missionaris Wanita Mengasihi Sampai Akhir Hidup

Penulis : Pdt Julius Mokolomban | Wed, 25 March 2015 - 09:22 | Dilihat : 1980

Indo-Cina merupakan wilayah yang paling sulit bagi pelayanan misi Kristen. Pada kenyataannya, belum pernah ada misionaris yang melayani di Indo-Cina yang terbebas dari penganiayaan. Sebagai hasilnya, banyak penduduk di Indo-Cina yang bekerja di berbagai instansi dapat mendengar dan menerima berita Injil. Namun demikian, harus diakui bahwa banyak dari mereka yang hidup dalam suasana ketakutan karena perlakukan dari pemerintah yang berkuasa saat itu. Selama masa kolonial Perancis, kegiatan penginjilan dibatasi. Ketika Jepang berkuasa di sana selama Perang Dunia II, para misionaris yang menolak untuk pergi dikumpulkan dan ditahan dalam kamp tawanan.
Menjadi pahlawan misi wanita tampaknya tidak sesuai dengan gambaran diri Betty Olsen. Banyak orang yang telah mengenalnya sejak lama mungkin meragukan kemampuannya untuk terlibat dalam pelayanan misi. Meski demikian, ia mempertaruhkan nyawanya saat merawat gadis kecil, Carolyns Griswold, yang terluka parah dan berjuang untuk membawa gadis kecil itu ke rumah sakit. Betty Olsen membuktikan dirinya sebagai salah satu pahlawan iman di Vietnam.
Betty menyelesaikan SMU-nya di Amerika Serikat, lalu kembali lagi ke Afrika. Beberapa tahun kemudian ia kembali ke Amerika Serikat dan mengikuti pendidikan sebagai seorang perawat. Sesudah menyelesaikan pendidikannya, Bettty mendaftarkan diri ke Nyack Missionary College untuk mempersiapkan kariernya sebagai seorang misionaris.
Namun pada usia 29 tahun, justru Betty menjadi perawat di Chicago dan benar-benar mengalami depresi rohani. Ia bertemu dengan seorang pria muda yang kehidupan rohaninya mengubah hidup Betty. Pemuda ini, Bill Gothard, aktif melayani para pemuda gereja di wilayah Chicago. Betty menceritakan pergumulannya kepada pemuda ini yang kemudian memberi Betty prinsip-prinsip Alkitab untuk mengatasi pergumulannya tentang hidup kekristenan. Setelah bergumul, Betty akhirnya mengambil keputusan, bahkan mempunyai kerinduan untuk melayani Allah dan menjadi wanita lajang.
Betty berusia 34 tahun saat pembunuhan masal di Banmethuot terjadi. Ia mendaftarkan diri sebagai perawat yang melayani kurang dari tiga tahun bersama The Christian and Missionary Alliance di Vietnam. Betty juga menjadi misionaris yang aktif di Vietnam. Konselornya, Bill Gothard, juga mengembangkan pelayanannya dengan mengadakan sebuah seminar yang dikenal dengan nama Institute in Basic Youth Conflicts. Seminar ini diadakan berdasarkan banyaknya pertanyaan dan pergumulan yang dialami Betty.
Di Vietnam, Betty bersama dengan Hank Blood (dari Wycliffe Bible Translator) dan Mike Benge ditangkap oleh pasukan Viet Cong. Ketiganya dipaksa berjalan menembus hutan selama 12 -14 jam setiap hari. Mereka menderita demam tetapi tidak mendapatkan pengobatan. Betty adalah yang paling sehat di antara ketiga tawanan itu. Kondisi Mike semakin buruk karena penyakit malaria yang dideritanya, namun ia bisa bertahan. Sedangkan Hank, selain mengalami perlakuan kasar dari para penangkapnya dan perjalanan panjang menembus hutan, penyakit ginjal yang ia derita semakin memperburuk keadaannya. Setelah mengalami lima bulan penderitaan, Hank mengembuskan nafas terakhirnya pada pertengahan Juli.
Betty dan Mike lambat laun mengalami kekurangan gizi. Kondisi kesehatan Betty menurun drastis. Kedua kakinya sangat sulit untuk dipakai berjalan. Setiap kali ia terjatuh, penangkapnya memukul dia. Ia menangis dan memohon kepada penangkapnya agar membiarkan dia mati di hutan. Namun, permohonan itu diabaikan. Kondisinya bertambah buruk dengan penyakit disentri yang dideritanya. Saat Betty berulang tahun yang ke-35, ia mengalami kesakitan yang luar biasa di seluruh tubuhnya sampai tidak bisa berjalan lagi. Dua hari kemudian, Betty meninggal dunia.
Setelah kematian Betty, Mike dibawa ke Hanoi Hilton sebagai tempat penahanannya yang kedua. Pada Januari 1973, setelah hampir lima tahun berada dalam tahanan, Mike dibebaskan. Kemudian, ia menceritakan kepada keluarga Betty Olsen dan Hank Blood tentang perjalanan mengerikan yang mereka alami saat berada di hutan Vietnam. Ia menceritakan bagaimana ketiganya hanya bersandar penuh pada kekuatan Allah. Meskipun kondisi ketiganya tidak terlalu baik, mereka tetap berusaha untuk menguatkan hati orang-orang Kristen lainnya yang juga ditawan. Mike menjumpai seorang pribadi yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri. Kasih Kristus yang dimiliki Betty sangat nyata dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Sampai akhir hidupnya, Betty tetap mengasihi orang-orang yang telah menahannya dan memperlakukannya dengan kasar.jm/dbs

 

Lihat juga

jQuery Slider

Komentar


Group

Top