Naik atau diangkat ke surga mewarnai perjalanan Alkitab sejak PL hingga PB. Kenaikan Yesus Kristus adalah puncak kesempurnaan surga bagi orang percaya, yaitu jaminan kejelasan dan kepastian. Dalam PL, diera patriakhal, pra Taurat, telah tercatat orang yang diperkenan Tuhan diangkat ke surga. Adalah Henokh yang disebut hidup bergaul dengan Allah, dia diangkat ke surga. Bergaul menunjukkan keeratan persekutuan Henokh dengan Allah. Dia tak pernah kembali. Henokh menjadi orang pertama yang diangkat kesurga.
Orang kedua adalah Musa, yang juga pemimpin Israel keluar dari tanah perbudakan Mesir. Tuhan juga mempercayakan Taurat kepada Musa, dan inilah ada awal dari pembentukan Taurat. Musa diyakini diangkat ke surga, tidak ada yang tahu kuburnya dan jasadnya ada bersama malaikat Mikhael (Ulangan 34:5-6, Yudas 1:9). Musa juga tak pernah kembali lagi kebumi.
Yang ketiga, adalah Elia yang diangkat ke surga dengan kereta dan kuda yang berapi (2 Raja 2:11). Elia adalah nabi Israel yang membasmi empat ratus lima puluh nabi-nabi Baal si penyesat. Dia mati, diangkat kesurga, dan juga tidak kembali kebumi. Ketiganya diangkat ke surga dengan cara yang berbeda-beda, namun sama, yaitu tidak ada satupun yang kembali kebumi. Inilah peristiwa pengangkatan di PL.
Bagaimana dengan PB? Ternyata sama juga, yaitu tidak ada satupun rasul yang diangkat kesurga lalu kembali kebumi. Satu-satunya yang turun naik adalah Yesus Kristus. Dia turun dari surga untuk menebus orang yang berdosa, mati, dan bangkit, kemudian naik ke surga, yang menjadi kesaksian bagi orang percaya bahwa orang percaya telah terhubung dengan surga didalam Yesus Kristus Tuhan (band; Yohanes 14:6). Dia akan datang kembali untuk kedua kalinya, turun kebumi untuk menghakimi. Sementara para rasul hanya melihat surga dalam konteks pengajaran. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 12:1-2, bersaksi tentang pengalaman pertobatannya bahkan entah dimana, aku tidak tahu. Ah, sangat tahu diri, jujur, karena memang penyataan surga adalah luar biasa. Karena hal itu Paulus diberi duri agar tak membesarkan diri akibat pengalaman pribadinya. Sementara rasul Yohanes dalam kitab Wahyu juga sama. Dia melihat surga untuk pesan bagi gereja yang harus disampaikannya. Dia bukan naik dan turun. Dan, juga sama seperti Paulus, Yohanes menerima berita besar itu dipembuangannya di Patmos. Raul Paulus dan Yohanes, menjalani kesulitan manusiawi yang sangat berat, meraka tak sedang di hotel ketika diangkat, juga tak menceritakan itu untuk mengumpulkan banyak orang. Mereka tak menjadi terkenal atau kaya karena hal itu, melainkan terkenal karena kesetiaan mereka sekalipun ada dalam penderitaan, yang justru tak disukai mereka yang berkata naik turun surga.
Gereja masa kini mengalami hiruk pikuk soal naik turunnya seseorang kesurga. Berita ini menjadi sensasi besar, yang di Alkitab tidak ada contohnya. Mereka bahkan berkali-kali naik dan turun, bukan hanya kesurga, tapi juga ke nereka. Perjalanan naik turun mereka bahkan mengalahkan jumlah perjalanan Yesus Kristus yang adalah Allah dan pemilik surga. Dalam berbagai kisah atau buku yang telah diterbitkan mereka naik dan turun sampai belasan kali, bandingkan dengan Tuhan Yesus yang turun, naik dalam rang ka penebusan, dan turun, naik lagi dalam rangka penghakiman, itupun kelak dan belum terjadi. Disisi lain Yesus Kristus yang turun, dan naik ke surga adalah wujud kerelaan merendahkan diri. bandingkan dengan mereka yang naik lalu turun kembali. Apa yang bisa dipahami? Betapa hebatnya mereka mengunjungi surga dan kembali kebumi. Tampaknya surga hanyalah salah tempat kunjungan bagi mereka. Begitukah? Perlu kejujuran untuk menjawabnya. Semoga ada kejujuran dan akal sehat.