Panggilan Allah, memang tak mudah dipahami. Dan panggilan Allah adalah panggilan yang tertinggi dalam kehidupan manusia, yang menjadikan manusia tunduk dan dalam ketaatan penuh untuk menerima serta mengikuti seluruh kehendak-Nya. Manusia tak berdaya atas panggilan Ilahi, karena panggilan Ilahi adalah panggilan Pencipta kepada yang dicipta, panggilan Sang Penguasa kepada yang terbatas, panggilan Sang Suci kepada yang berdosa, panggilan Sang Juruselamat kepada yang telah binasa. Karena itu, tidak heran bila manusia sulit untuk mengerti akan panggilan Allah atas hidupnya.
Setelah manusia pertama jatuh ke dalam dosa, maka semua manusia adalah berdosa. Sehingga tidak satupun dari manusia yang dapat memenuhi standar Allah untuk dikasihiNya apa lagi dipakai menjadi alat di tangan-Nya. Tetapi anugerahNya yang limpah kepada orang yang diperkenan-Nya, Ia memanggil mereka untuk mengenal Dia, hidup dalam persekutuan denganNya dan melanyaniNya. Panggilan Allah adalah panggilan yang berdaulat atas orang yang dikasihi-Nya sehingga tiap orang yang mendapat panggilannya tidak punya kekuatan untuk menolak panggilan Allah. Sekalipun manusia dengan berbagai upaya untuk melarikan diri dari panggilan Allah, namun mereka tak punya kemampuan untuk menghidar dari panggilan Allah. Musa, Yunus, Petrus dan Paulus adalah sebagian dari beberapa orang yang Alkitab saksikan betapa mereka tak kuasa menolak otoritas panggilan Allah. Tidak ada satu tempat di mana manusia bisa lari dan menyembunyikan diri ketika Allah memanggilnya. Dan tidak ada seorang pun manusia yang punya kekuatan untuk menghalangi orang lain untuk menerima panggilan Allah kepada sesamanya. Ketika orang-orang mencoba menghalang-halangi anak datang kepada Dia, Yesus berkata; "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah (Mrk. 10:14).
Sebaliknya manusia tidak akan pernah punya kemampuan dan niat untuk menawarkan diri pada panggilan Allah. Karena sejatinya manusia membenci Allah. Manusia memberontak kepada Allah, manusia adalah seteru Allah. Kebenaran yang membedakan kekristenan dengan agama lain adalah, Allah memanggil manusia. Bukan manusia yang mencari Allah. Ini bukan sekedar keunikan kekristenan, tetapi lebih dari itu. Ini adalah kebenaran yang Alkitab saksikan. Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa, jikalau bukan Bapa yang memanggilnya. Dalam tulisannya, Yohanes menegaskan, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh. 15:16).
Selanjutnya, orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi-Nya. yaitu memberi buah. Ketika Allah memanggil manusia berdosa kepada suatu rencana Agung Keselamatan, maka Ia juga memberikan mandate kepada mereka. Mandate yang dimaksud adalah melakukan segala pekerjaan baik. Yaitu kebajikan dalam seluruh aspek kehidupan. Dan Allah mau agar semua orang yang telah diselamatkan untuk tetap hidup dalam kebajikan bagi kemuliaan nama Tuhan (Band. Ef. 2:10). Yesus menegaskan, sesungguhnya orang percaya adalah garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16).
Seorang Kristen dipanggil untuk memuliakan Tuhan di dalam semua aspek hidupnya. Martin Luther mengatakan, “Dunia adalah biaraku.” Senada dengannya, Abraham Kuyper mengatakan, “Tidak ada sepetak area pun dalam seluruh aspek kehidupan manusia di mana Yesus tidak berkata, ‘Ini milik-Ku’.” Baik Martin Luther maupun Abraham Kuyper, sebagaimana Rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1Kor. 10:31), mengenali bahwa kehidupan kita di dunia ini tidak dibagi berdasarkan kehidupan sakral dan sekuler, aspek hidup rohani dan non-rohani. Tetapi semua bentuk kehidupan kita adalah satu jenis, yaitu kehidupan rohani, sakral, dan perlu dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, siapa pun kita dan apa pun jabatan kita, entahkah kita hidup bekerja sebagai pendeta, presiden, guru, insinyur, pembawa acara, akuntan, pedagang, politikus, pembantu rumah tangga, pengemudi becak, ataupun pembersih sampah. Muliakanlah Allah yang telah memanggil kita dan menempatkan kita dimana Dia kehendaki dengan bertanggungjawab atas hidup ini. Selamat menikmati panggilan Allah dalam hidup ini. Kiranya Tuhan menolong kita, menjadikan kita orang yang taat dalam melakukan kehendakNya dan memuliakan namaNya di kehidupan kita. Amin