Mengenal Alkitab

Awas Jangan Jadi Hamba Uang !!!

Penulis : Pdt Netsen | Wed, 17 February 2016 - 13:50 | Dilihat : 6329

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Ibrani 13:5

Di dalam Ibrani 13, penulis Ibrani memberikan nasihat-nasihat kepada para penerima dan pembaca suratnya, terkait hal-hal praktis dalam hidup orang percaya. Yaitu memelihara kasih persaudaraan, hidup berbagi pada sesama, mengingat dan memperhatikan orang-orang yang hidup benar namun tertindas. Selanjutnya penulis Ibrani menasihati keluarga Kristen. Ia menasihatkan supaya mereka menjaga kehormatan perkawinan. Sehingga tidak jatuh dalam dosa persundalan atau perzinahan.

Pada ayat 5 ini penulis Ibrani menasihatkan supaya orang percaya tidak menjadi hamba uang, sebaliknya ia ingin agar orang percaya mencukupkan diri dengan apa yang ada pada mereka. Nasihat ini muncul setelah peringatan mengenai kedursilaan (ay.4). Dalam beberapa tulisan Paulus, keserakahan dan kedursilaan terkait sangat erat (1 Kor. 5:11; 6:9-10; Ef. 5:3). Kecintaan akan uang akan membuka peluang untuk terjerumus dalam dosa-dosa yang lain. Karena cinta uang manusia bisa melakukan berbagai kejahatan. Manusia yang menghambakan diri pada uang adalah manusia yang serakah. Sikap serakah sama dengan penyembahan berhala, percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan itu semua adalah kehendak duniawi. Manusia yang memperbudak diri pada uang disebut juga sebagai orang-orang durhaka (Kol.3:5-6). Karena itu Paulus dengan tegas memerintahkan kepada orang percaya di Kolose supaya mereka mematikan dalam diri mereka segala keinginan duniawi tersebut. Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus juga mengingatkan akan bahaya dari cinta akan uang. Bahaya dari sikap dan perbuatan memperbuak diri pada uang adalah membawa diri ke dalam jerat yang mencelakakan, menenggelamkan diri ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Sungguh akar dari segala kejahatan adalah cinta uang (1 Tim. 6:9-10). Uang memang penting, tetapi uang bukan segala-galanya. Uang bukan dosa, tetapi sikap hidup manusia yang menjadikan diri sebagai hamba uang adalah dosa. Yaitu dosa yang mendatang murka Allah.

Mencukupkan diri dengan apa yang ada merupakan sikap mensyukuri dan menghargai pemberian Allah. Itu seyogyanya sikap hidup orang percaya. Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan “berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11). Namun, natur manusia berdosa, seringkali tidak pernah puas dengan apa yang ada. Apalagi tentang uang, ingin lebih, tidak penah merasa cukup dan selalu saja merasa kurang. Tetapi tidak seharusnya demikian dengan kehidup orang percaya. Orang percaya seyogyanya mampu menghargai setiap pemberian Allah. Menggunakan setiap berkat Allah dengan baik, benar dan bertanggungjawab. Tidak penting berapa banyak uang yang Tuhan berikan, tetapi penting bagaimana hati bersyukur kepada Allah yang telah menunjukan kasih setia-Nya dan memelihara kehidupan kita. Menghambakan diri pada uang adalah penyangkalan dan penolakkan terhadap pemeliharaan Allah. Ini berarti tidak percaya kepada Allah. Selaiknya, mencukupkan diri dengan apa yang ada merupakan gambaran hidup orang percaya yang mempercayakan hidupnya pada pemeliharaan Allah.

Sungguh, Allah setia pada perjanjianNya. Dia setia memelihara orang yang dikasihiNya. Karena itu, manusia tidak perlu mengajar Allah bagaimana cara Dia memberkati, apalagi berupaya menolong Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup ini. Allah tahu bagaimana Dia memelihara kehidupan umat-Nya. Bagian kita adalah bagaimana kita hidup taat melakukan kehendakNya, setia melayaniNya dan mempercayakan hidup pada kedaulatan-Nya. Amin

Lihat juga

Komentar


Group

Top