Surat Efesus ditulis oleh Paulus, ketika dia sedang berada dalam penjara di Roma karena iman dan ketaatannya dalam melayani Allah. Maksud surat ini adalah untuk menguatkan iman Jemaat agar tidak terpengaruh dengan berbagai praktik penyembahan kepada Dewa Yunani, yaitu dewi Artemis sebab bagi masyarakat Efesus dewi Artemis dipahami sebagai Dewa kesuburan. Dan praktik penyembahan kepada Kaisar. Yang memang lazim dilakukan oleh masyarakat yang ada di Efesus. Banyak yang berpendapat bahwa surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Tikhikus, salah seorang gembala sidang Jemaat di Kolose dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Ef 6:21, 22).
Tema kuat yang dimunculkan dalam kitab ini adalah tentang ”Kekayaan orang Kristen di dalam Kristus.” Allah Bapa telah membuat kita kaya di dalam Yesus Kristus! Di dalam-Nya kita telah menerima segala berkat rohani. Bila diringkas maka ada dua garis besar yang sangat ajaib dari enam pasal yang ada. Pertama, Kekayaan kita di salam Kristus, telah membawa kita untuk memiliki harta rohani dan kedudukan rohani. Kedua, tanggung jawab kita di dalam Kristus, memampukan kita hidup dalam kesatuan, kesucian, keharmonisan dan hidup penuh kemenangan melawan kuasa si jahat. Kitab Efesus menunjukkan keseimbangan antara doktrin yang benar (pasal 1-3) dan penerapan praktisnya (pasal 4-6), dalam kehidupan Kristiani. Kita mendapat kekayaan itu semata hanya karena iman dan menginvestasikan kekayaan itu dengan bekerja. Tanpa keseimbangan ini, kekayaan rohani kita tidak berarti apa-apa bagi kita. Di sini kita menemukan penekanan antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Tentu kita tidak menaati-Nya agar Dia memberi kita anugerah-Nya; karena sebetulnya ketaatan kita hanya merupakan suatu respon kita kepada anugerah yang telah Ia berikan.
Efesus pernah menjadi kota pelabuhan yang penting di Laut Aegea, tetapi pada zaman Paulus pelabuhan itu sudah menjadi lumpur laut. Walaupun demikian Efesus adalah kota yang indah dengan kuli Artemisnya yang megah, di sana terdapat sebuah batu meteor terkenal yang konon dikirim oleh sang dewi (Kis.19:35). Ratusan pelacur melayani di kuil ini, dan para pedagang setempat menjual berbagai lukisan, patung dan perhiasan dewi Artemis (Kis. 19:23-41). Kota ini juga memiliki teater-teater yang besar, sebuah stadion tempat pertarungan para gladiator, dan perpustakaan-perpustakaan. Paulus berkarya di Efesus sekitar tiga tahun (Kis. 19:10,20:31). Satu generasi kemudian, penulis kitab wahyu menulis bahwa orang-orang Kristen Efesus tidak lagi mencintai Kristus (Why. 2:1-7). Jemaat tersebut digambarkan telah jatuh begitu dalam. Surat ini menjadi penting karena melaluinya kita bisa melihat bagaimana kesungguhan hati Paulus dan perhatiannya kepada Jemaat yang ada di Efesus. Ia ingin mereka hidup dengan iman yang kokoh dalam pemahaman yang kuat tentang Allah yang dipercayanya. Dan memahmi bahwa mereka semua telah dipersatukan di dalam Tuhan, tak ada tembok pemisah sehingga perlu membangun hubungan yang baik satu sama lain.