Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya (Yohanes 15:9-10).
Mengasihi adalah menaruh kasih kepada, mencintai, menyayangi. Ungkapan, betapa dalam cintaNya Allah yang diberikan kepada kita. Tinggalah artinya: menetaplah, bercokol atau jangan melepaskannya. Sedangkan kata Kasih adalah pokok utama dalam tulisan Yohanes dan kasih timbal-balik antara Bapa dan Anak, yang harus tercermin dalam kehidupan para muridNya/orang percaya (Yohanes 17:26). Jadi, mengasihi dalam bagian ini, sedang berbicara tentang perintah yang sempurna yang telah dikerjakanNya selama dalam dunia ini. Maka, hal yang sama pula dituntutNya untuk diperbuat oleh orang-orang yang percaya kepadaNya. Jangan pernah menyangkalinya, berubah atau berpindah ke lain hati. Pilihannya hanya ada satu, yaitu melakukan perintahNya.
Dikasihi dan dicintaiNya, menjadi modal utama dalam menjalani kehidupan ini. Hidup tidak lagi berkanjang pada kehendak kita. Mengasihi Tuhan menjadi proyek utama kita. Dengan tinggal bersamaNya, hidup diarahkan dan terus dibaharui hari demi hari. Dikasihi dan dicintaiNya, membuat hidup tidak sembarangan lagi. Fokus kepada rancangan Allah yang mulia. Sebagaimana, ketika Kristus hadir dalam dunia. Ia datang dan menyelesaikan pekerjaanNya. Itulah yang menjadi semangat orang percaya. Sebelumnya kita senang dengan dosa, sekarang berani menyangkal diri. Hidup bukan hanya percaya kepadaNya, tetapi memercayakan hidup sepenuhnya kepada Dia. Dikasihi dan dicintaiNya, menyadarkan kita untuk tidak menjadi luntur dalam harapan, apalagi berhenti untuk melakukan perintahNya.
Kristus mengasihi BapaNya dengan sungguh, melalui ketertundukanNya pada perintah BapaNya. Kristus mengasihi umatNya, dengan menebus dosa manusia di atas kayu salib. Oleh karena itu, setiap orang yang berkata aku mengasihiNya, pasti akan tercermin dalam hidup sehari-harinya. Mengasihi sesama harus menjadi gaya hidup kita. Saling menasihati, mengampuni, menolong, menjadi kesukaan dan bukan lagi beban. Betapa indahnya hidup ketika kita disukai dan diteladani orang lain. Maka dari itu, jangan membiarkan hidup menjauh darih kasihNya, tetapi peliharalah itu dalam sanubari. Penting untuk kita menyadarinya bahwa, menurut pada perintah Allah bukan hal yang mengecewakan, tetapi menjadi kebahagiaan yang sesungguhnya.
Melakukan perintah Allah sudah seharusnya bagi kita. Tidak ada lagi menunda atau mengatakan tidak, karena itu sudah menjadi tanggung jawab orang percaya. Yesus Kristus pernah berkata: “pekerjaanKu adalah melakukan pekerjaan BapaKu dan menyelesaikannya”. Dengan demikian, memahami dan memaknai bahwa kita dikasihi dan dicintaiNya, harusnya, menjadi motor penggerak dalam diri, untuk tidak berhenti mengasihi, dengan melayaniNya seumur hidup. Tuhan Memberkati