Mengenal Alkitab

Mewarnai Zaman Dengan Kasih

Penulis : Pdt Julius Mokolomban | Sun, 10 July 2016 - 11:11 | Dilihat : 1867

Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (Efesus 1:5-6).

Dalam Perjanjian Lama (PL), Yesaya mengibaratkan kasih Allah kepada umat seperti kasih seorang ibu kepada anaknya (Yes 49:15). Dalam surat-surat Paulus kasih sebagai karunia Roh Kudus. Kasih itu bukan usaha manusia, dan oleh karena itu bukan alasan untuk membanggakan diri (1Kor 13:4). KasihNya yang luar biasa besar, melampaui akal manusia memberikan gambaran penting, betapa dalamnya cinta Allah terhadap manusia. 
Kehebatan kasihNya, Ia menentukan kita dari semula. Kata “menentukan” mengandung arti: memisahkan/mengistimewakan, menetapkan, menunjuk, memilih manusia untuk menjadi anak-anakNya. Siapa yang bisa membantah ketika Allah sudah menetapkannya? TIDAK ADA. Namun terkadang manusia yang adalah ciptaanNya, berusaha untuk bertanya sekaligus menyimpulkannya sendiri. Bagaimana mungkin manusia sudah ditetapkanNYA Dari semula, tapi jatuh dalam dosa, melawan Allah, dan lain sebagainya. Ketidakmampuan ciptaan untuk memahami Penciptanya selalu tergambar dalam kebodohan manusia untuk memahami rancangan Allah yang sesungguhnya.
“…dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya”. Kata “anak-anak-Nya” mengacu pada mereka yang oleh karena iman, sungguh menjadi milik Allah dalam segala abad. Juga untuk mereka yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus dan yang memancarkan karakter Allah dalam kehidupan. Dengan demikian, harusnya kita menyadari dan mensyukurinya, sungguh luar biasa rencana agungNya dalam hidup orang percaya. 
Rasa syukur dan hormat yang tak berujung, disampaikan Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus “Terpujilah kasih karuniaNya yang mulia, yang dikaruniakannya pada kita di dalam Dia.” Kata “dikaruniakanNya” bukan hal yang biasa yang dipahami oleh manusia dewasa ini. Namun sebenarnya memiliki arti yang sangat dalam maknanya. “DikaruniakanNya” berarti pengasihan Allah kepada umat yang terwujud dalam pengampunan dosa (Kel 33:19). Allah mengaruniakan anugerah atau kemurahan-Nya sebagai pemberian kasih-Nya yang tidak semestinya diberikan (Yes 63:7). Hal ini merupakan makna dasar firman yang terdapat dalam Perjanjian Baru (PB), ketika anugerah Allah dihubungkan dengan Yesus, yang dalam pribadi-Nya memperlihatkan kemurahan Allah terhadap manusia. Yesus sendiri adalah kepenuhan karunia dan kebenaran itu (Yoh 1:14-17). 
Menyadari kasih Allah dalam hidup kita, maka kita akan semakin berhati-hati, serius menjalani hidup ini. Waktu yang diberikanNya sangat bernilai, jangan lagi menggunakannya dalam kesalahan! Hormatilah Tuhan dengan hidup benarmu! Bersyukurlah atas keistimewaan yang dibrikanNya. Mengakui diri sebagai anak-anakNya, maka sudah sepatutnya kita mewarnai zaman dengan kasih yang sungguh.

Lihat juga

Komentar


Group

Top