Harta, semua pasti mengingininya. Tetapi apa jadinya ketika dirimu, diriku, diri kita semua yang adalah harta itu? Musa menuliskan dalam kitab keluaran; “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi”(Kel.19:5). Menjadi kebahagiaan yang luar biasa, ketika manusia adalah harta kesayangan Allah. Siapa yang mau menolaknya?
Dikatakan “Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN” (Kel. 19:8). Bangsa Israel menerima konsekwensi menjadi harta kesayanganNya. Dengan melihat sepuluh tulah yang Allah timpakan bagi orang Mesir, cukup untuk membuat orang Israel menjadi percaya dan bersedia menerima serta melakukan perintah Allah.
Hidup kudus, menjadi ukurannya. Memelihara kekudusan menjadi salah satu yang harus dilakukan oleh umatNya baik hari ini, esok sampai pada kedatanganNya (Kel.19:10-11). Di dalam Kitab Perjanjian Baru, Rasul Petrus menegaskan hal yang sama kepada setiap orang yang percaya, “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus (1 Petrus 1:15-16). Orang percaya dipanggil untuk berani berbeda, dengan hidup kudus sama seperti Allah. Menjadi harta kesayangan Allah, itulah janjiNya. Kepastian yang diterima oleh umat tidak mungkin dasangkaliNya. Adakah kita meresponinya?
Gereja adalah harta kesayanganNya, tetapi terkadang gereja jauh dari harapanNya. Sekarang ini, terkadang orang percaya hanya menjadi hebat dalam visi dan misi gereja. Tidak lagi pada kesungguhan hati mendengarkan dan melakukan firmanNya. Percaya kepada Tuhan, namun tidak berjalan pada perintah dan kehendak Allah. Semangat beribadah tetapi tidak memelihara kekudusan hidup.
Menjadi harta kesayangan Allah, harusnya menjadi impian setiap umat. Memelihara firman menjadi semangat baru dalam diri. Hidup kudus menjadi gairah orang percaya. Berani membayar harga dengan menerima setiap konsekwensi yang ditetapkanNya. Tidak mudah, tetapi itulah firmanNya. Kita adalah harta kesayangan Allah, siapa yang dapat membantahnya? Hanya orang bodoh yang menjauh dari Sang pemilik harta, tetapi yang bijak akan berjuang memeliharanya. Selamat menjadi harta kesayangan Allah, dengan melakukan keinginanNYA. Tuhan memberkati! Pdt. Julius Mokolomban