Mengenal Alkitab

Keagungan Dari Kehidupan Kristen

Penulis : Pdt Nikodemus Rindin | Sat, 21 January 2017 - 10:48 | Dilihat : 1406
Tags : Agung Kristen

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Efesus 4:2

Paulus meminta orang percaya untuk memilki sikap rendah hati, lemah lembut dan sabar, kebajikan-kebajikan ini hanya dapat dihasilkan jika Roh Allah tinggal di dalam diri seseorang. Ketiganya tentu seringkali berlawanan dengan daging dan bisa jadi menjadi sesuatu yang sama sekali asing bagi daging kita. Sayangnya orang Kristen sering menjadi lupa untuk menunjukan kehidupan yang demikian kepada sesama. Panggilan hidup yang elegan di tengah dunia yang gelap ini perlu diwujud nyatakan di dalam sikap yang benar. Dengan menjadi rendah hati, lemah lembut dan sabar, bukan berarti kita tampil sebagai orang yang lemah dan tak berdaya namun hal ini membuat kita untuk memperlihatkan keagungan dari kehidupan yang sejati. Dunia mengajarkan bahwa bila kita ingin meraih keagungan maka perlu sikap superpower sehingga semua orang menjadi tunduk dan takut. Namun Paulus mewarnai hidup orang percaya dengan sikap hidup yang penuh kasih. Kasih menolong seseorang untuk rendah hati, lemah lembut dan sabar. Ketika seseorang mengasihi orang lain ternyata tidak harus diungkapkan dengan kata : “aku mengasihimu” namun dengan rendah hati, lemah lembut dan sabar sebetulnya kita telah menunjukan sikap mengasihi sesama. Yesus menunjukan kerendah hatiannya dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Ia lemah lembut mengajarkan kebenaran kepada wanita Samaria yang di sumur mengambil air itu. Yesus menjelaskan kepada-Nya tentang air hidup. Dan kepada Nikodemus ahli Taurat itu tentang dilahirkan kembali. Ia lemah lembut kepada wanita yang kedapatan berbuat zinah dan diminta kepada-Nya agar jangan berbuat dosa lagi. Ia sabar kepada kita yang mendukakan hati-Nya. Ia sabar menunggu kita bertobat dan kembali kepada kehendak-Nya.

Itu sebab nasihat Paulus adalah agar orang percaya menunjukan kasihnya kepada satu sama lain. Kasih yang telah dimulai dengan perjumpaan dengan kasih Tuhan. Sehingga ketika kita membantu orang lain, kasih Tuhanlah yang menjadi model dan penyebab kita bisa melakukannya. Tanpa landasan kasih Tuhan maka kasih itu akan kering adanya. Kasih yang kering akan membuat seseorang mengasihi dengan penuh beban dan menuntut. Ia tidak rela memberikannya tanpa balasan. Ia selalu berharap bila ia memberi maka harus mendapatkan minimal balasan yang setimpal , kalau lebih puji Tuhan, asal jangan menerima kurang dari apa yang telah diberi. Saling membantu, menjadi takaran yang seharusnya terjadi. Bila kita mau dibantu maka belajarlah untuk membantu orang lain. Jangan pernah menuntut agar orang lain lebih dahulu melakukannya tetapi tuntutlah dirimu terlebih dahulu untuk melakukannya kepada orang lain sehingga kata “saling” menjadi sungguh bekerja dengan maksimal dan bahagia bersama sungguh terjadi. Jangan tanyakan apa yang dapat orang lain lakukan kepadamu tetapi tanyalah kepada dirimu apa yang bisa engkau lakukan dan kerjakan bagi orang lain. Percayalah bahwa bahagia kita menjadi lebih ketika kita dapat memberi sesuatu kepada orang lain, ketimbang kita menerima sesuatu dari orang lain. Lebih bahagia lagi bila kita mengarahkan apa yang kit alakukan untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. Hal itu tak hanya bernilai sementara namun memiliki dampak yang mulia bagi kekekalan. GI. Nikodemus Rindin

Lihat juga

Komentar


Group

Top