Ikan Salmon, tentu bukan nama yang asing bagi kita. Salah satu jenis ikan yang mempunyai keunikan, karena selain dapat berkembang biak di air tawar, namun ketika ikannya mulai dewasa ia dapat pula hidup di air laut, air yang asin. Ketika tiba waktunya untuk bertelur dan berkembang biak, ikan jenis ini akan melawan arus air untuk kembali ke habitat asalnya yaitu air tawar di daerah pegunungan, meski harus bersusah payah bahkan berusaha untuk melompat apabila airnya menurun. Tidak jarang sebelum sampai ke habitat asalnya, mereka dimakan oleh binatang lain yang memangsa mereka. Ikan Salmon, ikan yang tidak pernah mengenal lelah dalam perjuangannya melawan derasnya arus air. Akankah mereka terhanyut? Tentu tidak. Mereka bukan hanya memiliki kekuatan tetapi juga mengetahui tempat dan habitatnya untuk berkembang biak. Bagaimana dengan kehidupan orang percaya di tengah arus dunia yang terus berkembang dengan kejahatannya? Akankah kita mengikut arus dunia, atau sebaliknya, gigih dan berani berjuang melawannya?
Penulis kitab Ibrani sendiripun mengingatkan kepada para penerima dan pembaca, yaitu orang-orang percaya agar mereka tidak hanyut dibawa oleh arus yang berupaya menyesatkan mereka. Baik dalam hal pengajaran maupun dalam tindakkan atau perilaku hidup. Bagaimana supaya mereka tidak terseret oleh arus dunia, maka penulis Ibrani menegaskan kepada orang-orang percaya pada waktu itu maka mereka harus teliti dalam memperhatikan apa yang mereka dengar (Ibr. 2:1).
Berani melawan arus dunia ini dan memiliki kehidupan yang berbeda adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya. Itulah panggilan hidup orang percaya. Mereka dipanggil untuk melawan arus dunia. Paulus membahasakan melawan arus dunia dengan istilah "Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini. Dengan tidak menjadi serupa dunia, maka disitulah kualitas kehidupan keberimanan orang percaya. Orang percaya dituntut untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, antara yang benar dan yang salah, antara yang gelap dan yang terang, antara yang dosa dan yang kudus. Orang percaya bukan sekedar dituntut untuk mengetahui akan apa yang menjadi kehendak Allah atau bukan kehendak Allah, namun orang percaya dituntut untuk melakoni hidup dalam kehendak Allah.
Meski Alkitab secara jelas dan tegas dalam menyatakan akan kehidupan orang percaya supaya berbeda dari cara hidup dunia, namun masih ada orang Kristen lebih suka mengikuti arus dunia, memiliki kehidupan yang tidak berbeda dari orang-orang dunia dan mengabaikan jalan-jalan Tuhan. Mirisnya, hal tersebut tak hanya dilakoni oleh kaum awam, namun para aktivis gereja bahkan penyandang jabatan pendeta pun ada yang terjebak, dipikat dan diseret oleh arus dunia. Perjuangan hidup kita belum selesai, dan arus kejahatan dunia terus menggila, namun kita dipanggil untuk hadir disana, memberi cahaya dan rasa pada mereka.
Mari belajar dari Kaleb dan Yosua yang berani bertindak sebaliknya, berani melawan arus saat kesepuluh rekannya merasa pesimis untuk dapat masuk ke tanah Kanaan. Kaleb dengan berani berkata, "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bil. 13:30). Kaleb dan Yosua tetap berpegang pada iman dan keteguhan hatinya. Berani menentang arus berarti berani membayar harga, siap menanggung resiko dan bahkan nyawa menjadi taruhannya. Ketika tetap teguh mengikuti jalan Tuhan dan tidak mau mengikuti arus, Kaleb dan Yosua nyaris mati karena orang-orang Israel hendak melempari mereka dengan batu. Namun pertolongan Tuhan membela dan meluputkan mereka dari perilaku jahat bangsa Israel. Beranikah kita melawan arus dan mempertahankan hidup benar meski di tengah dunia yang bobrok ini? Dunia dengan segala keinginannya akan menuju kehancuran, namun orang percaya yang menaruh harap dan percaya pada-Nya tetap berdiri teguh dan tidak akan undur dari iman yang sejati. Meski berbagai kesulitan merintang didepannya. Walau derita, sengsara dan penjara telah menanti mereka namun langkah mereka tetap maju dalam pimpinan dan kehendak Tuhan. Kristus dalam berbagai derita tetap menuju Golgota. Daniel rela dibuang ke gua singa demi hidup yang berkenan pada Allah. Paulus bersukacita dan memberi penghiburan dari dalam penjara. Itulah realita hidup dalam keberimanan kepada Allah.
Arus dunia yang berupaya untuk menyeret tak selamanya aniaya, tak selamanya penjara, tak selamanya sakit dan derita. Arus dunia, bisa berupa tawaran indah, janji-janji muluk dan manis, mungkin juga gaya hidup seperti yang dunia tawarkan yang membawa kita untuk tidak lagi memuliakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, marilah kita mengawasi setiap sendi hidup dengan memohon kekuatan dari Tuhan, sehingga kita kita terhanyut oleh arus dunia, tetapi sebaliknya tetap kokoh dan maju menerobos arus dunia, seraya mengingat apa yang penulis Ibrani katakana “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup (Ibr. 10:38-39). Pdt. Netsen