Sapaan Gembala

Topeng Kerohanian

Penulis : Pdt Julius Mokolomban | Wed, 30 August 2017 - 11:36 | Dilihat : 4733
Tags : Kerohanian Topeng

Kehidupan modern saat ini, sungguh luar biasa pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Individualitas sangat tampak dikeseharian, “mementingkan diri sendiri, memuaskan diri”. Sekularisasi memberi kenyamanan dalam diri, “beragama namun tak berTuhan”. Namun gaya hidup seperti ini, justru masuk dan berkembang dalam gereja.

Tidak dapat disangkal, disadari atau tidak disadari, gereja semakin jauh dari Tuhan. Sejenak kita menoleh kebelakang, dalam peristiwa penangkapan Yesus, apa yang terjadi pada waktu itu? Dalam Injil Markus dijelaskan “lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri”(Markus 14:50). Bertahun-tahun mengikut Yesus, bertahun-tahun melayani bersama Yesus, bertahun-tahun mendengar pengajaran Yesus, bahkan bertahun-tahun melihat perbuatan ajaib dan besar yang dilakukan oleh Sang Guru Yesus Kristus, tidak membuat mereka mampu dan kuat untuk bertahan bersamaNya. Justru sebaliknya muridNya meninggalkanNya seorang diri.

Kehadiran Kristus dalam dunia, menorehkan sejarah yang luar biasa. DipelayananNya membuat semua mata memandang dengan heran dan kagum. DikehidupanNya tak ada yang mampu menemukan kesalahan dan kekuranganNya. Banyak orang menjadi takluk dan takut bahkan gemetar melihat perbuatanNya. Kekaguman manusia terhadap Kristus bersifat sementara bukan takluk untuk mengikutiNYA. Hal ini dibuktikan oleh murid-muridNya. Mereka takut kehilangan nyawanya dengan pergi meninggalkan Yesus, karena sekarang Gurunya ditangkap. Semua demi mencari kenyamanan dan keselamatan diri. Bagaimana dengan gereja masa kini?

Kehidupan gereja masa kini, tak jauh berbeda bahkan mungkin semakin parah. Kondisi kehidupan yang sulit, tidak membuat gereja bersungguh-sungguh mencariNya, apalagi dalam situasi yang nyaman. Topeng kerohanian membungkus erat kehidupan, seakan hidup dekat dengan Tuhan, namun ternyata jauh bahkan tak memedulikan Tuhan. Beribadah tetapi menanam kebencian, memuji Tuhan, tetapi hidup dalam kemunafikan, membaca firman Tuhan, tetapi jauh dari kebenaran. Berkumpul, beribadah bersama, tetapi justru jauh bahkan meninggalkan Tuhan. Hidup mementingkan diri sendiri mewarnai kehidupan bergereja. Semangat hidup sekularisasi menular dan menjadi virus yang sangat mengancam gereja. Begitu banyak kegiatan rohani yang dilakukan, namun hati jauh dari ketaatan akan pimpinan Tuhan. Gereja tak mencerminkan Kristus dalam hidupnya, kesatuan dan kasih menjauh dan semakin tak terlihat disana.

Sungguh menyedihkan! Menjauh dan meninggalkan Tuhan, menjadi gaya hidup gereja modern. Sekalipun masih ada yang berjuang disana untuk tetap terikat kepadaNya, namun disisi lain gelombang hidup meninggalkan Tuhan semakin kuat mempengaruhi kehidupan Gereja. Mari kita jauhi “topeng kerohanian” yang penuh kepalsuan!. Selamat merenungkan. Tuhan memberkati! Pdt. Julius Mokolomban

Lihat juga

Komentar


Group

Top