Ringkasan Khotbah

Dibenarkan Karena Iman

Penulis : EW | Wed, 7 February 2018 - 10:49 | Dilihat : 39146

Tanggal : 4 Februari 2018

Pengkhotbah :Pdt. Bigman Sirait

Tema : DIBENARKAN KARENA IMAN"

Ayat : Roma 5:1-11

Paulus membuka kitab Roma dengan kalimat yang indah: “From Faith to Faith”(dari iman kepada iman).

1. Dibenarkan karena iman memberikan kita damai sejahtera.

Kita dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatan. Abraham (bapa orang beriman ) juga dibenarkan karena iman. Orang yang dibenarkan akan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah , karena persekutuan yang erat dengan Yesus Kristus dalam hidupnya.

Iman itu bukan kata benda (pasif) tapi kata kerja ( aktif). Iman bukan sekedar percaya tapi mempercayakan diri. Ilustrasi : seorang anak yang mempercayakan diri mengikuti ayahnya untuk berjalan di atas seutas tali tanpa pengaman, karena percaya pada ayahnya. Kita sering berkata percaya Yesus, tapi TIDAK mempercayakan diri sepenuhnya kepadaNya, kepada ketetapan kehendakNya. Itu sebabnya kita TIDAK mengalami damai sejahtera yang utuh.

Oleh iman kita dipimpin oleh kasih karunia, untuk menerima pengharapan mulia, yaitu kedatangan Kristus yang kedua (second coming ). Jika kita jatuh dalam realita hidup yang berat dan kita kehilangan damai sejahtera, berarti kita tidak mengerti kemuliaan Allah yang begitu besar itu -- hal ini menunjukkan betapa rendahnya kualitas iman kita!

Seharusnya kita bukan hanya bermegah menunggu kedatanganNya dalam kemuliaan yang besar, tetapi kita juga bermegah dalam kesulitan yang besar itu (bukan hanya tidak jatuh, tapi bersukacita di dalam kesulitan tersebut). Bagaimana caranya? Kalau kita anggap kesulitan sebagai problem yang sangat serius, kita pasti jatuh! Tetapi kalau kesulitan kita anggap sebagai bagian dari kesukaan , kita tidak akan jatuh.

Kita bermegah dalam kesengsaraan, karena kesengsaraan menimbulkan ketekunan. Allah mengutus anakNya ke dunia dan Ia mengalami sengsara, bagaimana mungkin kita menolak/ tidak mau sengsara?! Kita hanya bersyukur kepada Dia yang telah berkorban bagi kita. Jika kita mengorbankan diri, itu bukan jasa, tapi hanya sebagai ucapan syukur.

Bersyukur ketika boleh melayani Tuhan, meski di tengah kesulitan, kepahitan. Seharusnya kita berkata " Jika Ia telah menderita untukku demi keselamatanku, aku hanya menderita untuk menyatakan rasa terimakasihku kepadaNya ."

Ingat, karena kesengsaraan Kristus, Ia telah menyelamatkan kita, namun sebaliknya, kalau kita sengsara kita tidak menyelamatkan surga. Sekali lagi, itu hanya ucapan syukur kita. Kesengsaraan menimbulkan ketekunan - ketekunan artinya sabar menderita sampai garis akhir, yakni sampai memenangkan pertandingan. Contoh nyata ialah Ayub. Ayub menemukan Tuhan di tengah kesengsaraannya. Berulang kali Yesus katakan, jika mau mengikut Dia harus sangkal diri pikul salib, di situ kita baru bisa melihat Dia.

Ketekunan menimbulkan tahan uji. Andaikata Ayub mengomel, ia akan jatuh. Sebaliknya kita harus berusaha agar tetap memiliki damai sejahtera di tengah keterhilangan, keterpurukan, kesengsaraan, kita tetap terikat kepada Dia. Itu namanya tahan uji.

Melayani Kristus adalah menaklukkan diri sepenuhnya dalam ketetapan kehendakNya. Bukan apa yang aku suka, tapi apa yang Dia suka. Yesus TIDAK mempertanyakan kepada Bapa, kenapa Ia harus tergantung dia atas kayu salib, Ia hanya menjalani saja. Bagaimana dengan kita, ketika menjalani salib kita masing-masing?

Hidup ini sederhana, lakukan saja apa yang menjadi tugas tanggungjawab kita, Tuhan pasti memelihara kita. Jangan cengeng terhadap kesulitan sehingga kita menggadaikan iman kita. Orang yang tahan uji memiliki pengharapan yang besar. Ingat bahwa Kristus mengizinkan kita berada di kesengsaraan yang paling dalam, supaya kita melihat kemuliaan yang paling tinggi, bukan supaya kita tenggelam .

2. Karena kasih karunia kita dibenarkan.

Roma 5:7-8

Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar — tetapi mungkin untuk orang yang baik, ada orang yang berani mati —.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa .

--> artinya KITA BUKAN ORANG BAIK, JUGA BUKAN ORANG BENAR, MELAINKAN ORANG BERDOSA, NAMUN KRISTUS MAU MATI UNTUK KITA. Artinya kita dibenarkan hanya oleh kasih karunia saja, bukan karena kita baik dan benar. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi bsk, tapi kita tahu dalam iman kita bahwa Ia pasti memelihara kita , itulah iman kita.

Mestinya hidup ini luarbiasa. Jika dulu ketika kita masih seteru, Dia sudah mengasihani dan menebus kita (memperhatikan kita), apalagi sekarang setelah kita diperdamaikan dengan Dia, bagaimana mungkin Dia tidak lebih lagi memperhatikan dan mengasihi kita?!!

Kita harus kuat berakar dalam Dia, sehingga kita rela terluka demi melihat kemuliaanNya, demi mengikuti apa yang dikehendakiNya. Lakukan apa yang aku suka, itulah pelayanan menurut orang Kristen, padahal seharusnya kita melakukan sesuai yang Tuhan suka, walaupun untuk itu kita TIDAK dihargai/ TIDAK mendapat apa yang menurut kita patut kita dapatkan.

PENUTUP

Mari bersyukur untuk hari-hari yang kita punya dan kita jalani supaya kita bermegah dalam Dia, karena Dia telah memperdamaikan kita dengan Allah, membawa kita dari neraka ke surga. Akhirnya kita akan kuat menjalani realita hidup. Yakobus menyindir orang Kristen, yang suka sekali berkata aku beriman tapi tidak berbuat apa-apa. Iman itu pasti nyata dalam perbuatan seseorang.

Jangan berbuat seperti Yudas yang telah membeli kematiannya, membeli tiket ke neraka: demi 30 keping perak, ia menjual gurunya. Uang itulah yang membinasakan dia. Jalani apa yang Tuhan mau dan jangan berkeluh kesah. Kita jalani perjuangan hidup yang tidak sederhana.

Jika Dia izinkan seseorang sakit dan miskin, itu adalah proses pemurnian iman kita kepadaNya. Betapa penting memiliki sudut pandang yang tepat, supaya kita menjadi kuat dalam menjalani hidup kita. ***

Ibu Elizabeth Wahyuni

Lihat juga

jQuery Slider

Komentar


Group

Top