Ketika kita membaca atau mendengar tentang “Tubuh Kristus” maka ada banyak hal yang terlintas dalam pikiran kita, bukan? Tidak sedikit orang Kristen mengaku diri adalah Kristen, namun tidak mau hidup bagaimana Kristus hidup. Singkatnya, konsep tubuh Kristus sangat berkaitan erat dengan konsep panggilan individual setiap anggota. Atau mereka yang dipanggil oleh Kristus untuk masuk dalam persekutuan, beriman kepada-Nya dan melakukan kehendak-Nya.
Setiap anggota mempunyai fungsi yang berbeda, namun merupakan satu tubuh (1Kor. 12:12). Paulus berkata dalam Roma 12:4-5 bahwa satu tubuh memiliki banyak anggota. Setiap anggota adalah bagian tubuh Kristus dan merupakan anggota seorang terhadap yang lain. Tidak semua anggota tubuh Kristus mempunyai fungsi yang sama: ada yang berperan sebagai mata, telinga, tangan, maupun kaki. Namun perlu diperhatikan bahwa setiap anggota sama pentingnya karena tubuh tidak mungkin bekerja jika hanya satu anggota yang berfungsi. Juga bahwa setiap anggota membutuhkan anggota yang lain.
Untuk itu maka, Alkitab telah menggambarkan hubungan yang begitu indah dan membebaskan dalam pelayanan. Kita tidak dipanggil untuk melakukan semua pelayanan secara sendirian, namun apa yang kurang dari pelayanan seseorang akan dilengkapi oleh anggota yang mempunyai panggilan yang sesuai. Hal ini pun disadari oleh Melanchthon yang pendekatan halusnya dikritik oleh Luther. Ketika dibandingkan dengan Luther ia menjawab, “If I myself do not do my part, I cannot expect anything from God in prayer.” Dari sini kita bisa mempelajari beberapa hal. Pertama, kita patut mengenal diri, mengerti takaran kita, dan mengetahui panggilan kita (Rm. 12:3). Jika kita melihat diri kita lebih daripada apa yang sesuai, maka kita bisa jatuh di dalam kecongkakan. Sebaliknya, bila kita melihat diri kita lebih rendah daripada yang seharusnya, kita menjadi rendah diri.
Dua sisi ekstrem ini bukanlah pikiran yang “begitu rupa” yang dimaksudkan Paulus dalam Surat Roma. Dengan mengenal diri dan panggilan, Tuhan akan menempatkan kita di dalam rencana kekal-Nya untuk kita dari semenjak dunia belum dijadikan. Kedua, kita perlu mengerti bahwa di dalam tubuh Kristus tidak ada yang lebih rendah dibanding yang lain. Semua anggota tubuh adalah manusia berdosa yang ditebus oleh Kristus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang-orang di Korintus, 1 Korintus 12, mengatakan bahwa anggota tubuh yang paling kecillah yang perlu diangkat (ay. 22-23). Maka dalam pelayanan kita tidak perlu iri, meremehkan, ataupun “menciut” melihat pelayanan orang lain. Karena, karunia yang dimiliki satu anggota dan lainnya berbeda-beda, namun semua tetap merupakan anggota tubuh Kristus yang diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, gereja yang dikepalai oleh Kristus memerlukan setiap anggotanya untuk bekerja agar dapat melayani setiap zaman secara efektif.
Jikalau gereja mau belajar, dan melihat pada apa yang Alkitab saksikan tentang bagaiamana Allah memakai tiap orang yang dipanggil-Nya dari kegelapan dan masuk dalam anugerah-Nya, maka kita akan mengerti setiap posisi yang Tuhan anugerahkan. Misalnya, dalam sejarah kehidupan umat Israel. Tuhan mengkhususkan suku Lewi untuk menjadi imam bagi Tuhan. Dalam perjalanan mereka keluar dari perbudakan di Mesir yang dituntun oleh Tuhan, Tuhan memanggil dan memakai Musa berdasarkan apa yang Tuhan kehendaki, Tuhan memakai Harun, Tuhan memakai Yosua dan lain-lain. Tuhan memakai nabi untuk tugas kenabian, memakai imam untuk tugas keimaman, memakai raja untuk tugas kerajaan, dan Tuhan menuntut umat untuk hidup dalam kesetiaan pada hukum dan kehendak-Nya. Dalam Perjanjian Baru bagaimana Tuhan memakai para rasul untuk menjalankan tugas kerasulan mereka. Setelah para rasul, bagaimana Tuhan memakai mereka untuk mengangkat para gembala, tua-tua dan pemimpin atas jemaat-jemaat lokal. Dan bagaimana tiap anggota jemaat dituntut berfungsi menjalankan tugas kehidupan mereka dengan takut akan Allah sekali pun mereka hanya berprofesi sebagai hamba yang mengabdi pada tuan mereka. Tetapi dalam konteks semua sebagai anggota tubuh Kristus, mereka adalah orang yang memiliki fungsi-fungsi yang penting dan berarti. Sehingga tidak boleh mengabaikan satu terhadap yang lain hanya karena status suku, ras, pekerjaan, sosial, jabatan, perekonomian dll. Sebagai anggota tubuh Kristus mereka semua diperlengkapi oleh Allah dengan karunia yang berbeda-benda. Mereka harus bertanggungjawab dengan tiap-tiap karunia yang dipercayakan oleh Tuhan untuk saling membangun supaya tercipta keteraturan dalam hidup dan gereja sebagai tubuh Kristus.
Demikian juga jikalau kita membaca dan mempelajari sejarah para tokoh reformasi. Mereka memiliki keunikan pada diri dan pada sesamanya. Luther dan Melanchthon Di dalam perbedaannya pun mengerjakan bagian mereka masing-masing dan dipakai Tuhan dalam mengubah sejarah. Di tengah perbedaan pendekatan, latar belakang, dan cara pandang, mereka tetap saling mengasihi satu sama lain. Mereka sadar bahwa Tuhan tetap bekerja di dalam diri mereka masing-masing. Keindahan hubungan dalam tubuh Kristus di antara mereka terlukis ketika Melanchthon berseru saat kematian Luther, “Dead is the horseman and chariot of Israel who ruled the Church in this last age of the world!”
Kehidupan anggota tubuh Kristus adalah kehidupan yang tertib dan teratur yang diarahkan pada Kristus, dimana Kristus adalah pusat dari seluruh kehidupan, pelayanan, pekerjaan, studi, serta keluarga. Bagaimanakah kehidupan kita sebagai tubuh Kristus, baik dalam konteks keeluarga, pekerjaan dan dalam konteks berjemaat? Kiranya hidup kita memuliakan Dia dan melakukan kehendak-Nya yang adalah kepala atas tubuh-Nya. Kepala atas seluruh kehidupan kita. Pdt. Netsen