Kebangkitan Yesus tidak dapat dipisahkan dari kematian-Nya di kayu salib. J. Knox Chamblin menegaskan, “signifikansi peristiwa yang satu (kebangkitan) hanya bisa dipahami dalam keterkaitan dengan peristiwa lainnya (kematian Yesus di salib). Kedua peristiwa ini penting untuk mencapai tujuan penyelamatan Allah”
Pra-penyaliban sampai Ia menyerahkan nyawa-Nya, orang-orang disekitar penyaliban memberikan hinaan, caci maki, siksaan, cambukan hingga menyangkal akan Dia yang adalah Tuhan yang berkuasa atas kematian. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa kematian-Nya adalah awal terbitnya pengharapan iman. Kebangkitan Yesus sebagai fakta bahwa maut bukanlah hal yang menakutkan bagi para pengikut-Nya, melainkan awal dari kehidupan yang penuh kebahagiaan.
Teologi Kristen menempatkan kematian dan kebangkitan sebagai dua peristiwa yang utuh dan menunjukkan bahwa keduanya adalah fakta yang pernah terjadi dalam sejarah. Dimana kebenaran akan kebangkitanNya disaksikan oleh para saksi mata penyaliban itu sendiri. Para penulis Injil memberi kesaksiannya pada kita (Mat. 27:32-61; Mrk. 15:33-47; Luk. 23:44-55; dan Yoh. 19:28-42), mereka mencatat peristiwa penyaliban dan kematian Yesus hingga proses penguburan-Nya. Akan kebenaran penyaliban dan kebangkitan Yesus, tidak hanya ditulis dalam Perjanjian Baru, Perjanjian Lama pun telah menuliskannya yang kita kenal dengan nubuat tentang apa yang akan dialami oleh Sang Mesias (berita mesianik); Mazmur 22, Yesaya 53.
Kematian Yesus Kristus menyelesaikan penebusan dosa. Kematian Yesus dikaitkan dengan penebusan sebagaimana persembahan kurban-kurban dalam PL mengindikasikan adanya penebusan yang dikerjakan Allah Bapa. Jaminan penebusan yang dikerjakan Yesus memberikan implikasi bagi penebusan yang sempurna, satu kali untuk selamanya. Sehingga dengan kematian Yesus Kristus, manusia berdosa yang diberi kasih karunia oleh-Nya diterangi dalam pengetahuan akan kebenaran, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya yang berkorban, dibebaskan dari kuasa iblis dan dibawa masuk ke dalam kerajaan Allah.
Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian membuktikan bahwa maut telah dikalahkan. Maut tidak berkuasa atas-Nya, dan iman pengharapan serta kehidupan telah terbit dari dalam-Nya. Rasul Paulus secara tegas menyatakan tentang kemenangan Yesus atas maut (1 Kor. 15:54-57). Di sini kita melihat bahwa betapa teologi salib: “kematian dan kebangkitan” adalah peristiwa historis yang membawa kemenangan dan harapan iman dari para pengikut Yesus sepanjang sejarah.
Kebangkitan Yesus mengkonfirmasi akan kematian-Nya. Ini berarti bahwa kebenaran akan kebangkitan Yesus Kristus didasarkan pada kebenaran kematian-Nya di kayu salib. Kebangkitan Yesus membentuk pondasi pemahaman Kristen awal tentang identitas Kristus dimana para rasul menjadikan kebangkitan Yesus Kristus sebaga pusat bagi semua pengajarannya. Mengapa? Sebab, kebangkitan merupakan pembenaran akan Kristus, tegas Gordon Thomas. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kebangkitan itu menunjukkan kemenangannya atas dosa dan maut. Yesus tidak dibunuh tanpa tujuan, namun Ia menyerahkan hidupnya bagi dunia. Kebangkitan Kristus memberi kita tujuan hidup yang kita butuhkan di bumi ini, memberi jaminan kepada kita bahwa ada tempat lain setelah kehidupan di dunia ini (Yoh. 14:1-6; Kis. 1:11).
Sebagai orang percaya yang beriman pada Yesus Kristus, yang telah mati dan bangkit bagaimanakah kita hidup dalam memaknai pengorbanan dan kemenangan-Nya. Adakah kita sungguh-sungguh beriman teguh pada-Nya, menaruh pengharapan dalam Dia. Sudah seharusnya kita berani mati dari dosa dan hidup dalam kebenaran-Nya. Maut telah dikalahkan-Nya, kini kita hidup dalam iman dan pengharapan yang pasti. Sebab oleh kebangkitan Yesus memberikan harapan bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya, bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan bagi kita, sebailknya kebangkitan Yesus menghasilkan terbitnya pengharapan iman Kristen sepanjang sejarah hingga saat ini. Ada sukacita yang sejati dalam hidup orang percaya sebab kebangkitan Yesus adalah tanda sukacita abadi bagi mereka yang percaya. Yesus menjamin bahwa mereka yang percaya kepada-Nya, meski mengalami berbagai penderitaan dalam kehidupan dalam dunia yang sementara, karena kita akan menerima mahkota kehidupan dan kehidupan kekal bersama dengan Dia di dalam kerajaan kekal-Nya. Akhirnya tak ada yang perlu ditakuti oleh orang percaya dalam dunia ini, kecuali untuk takut berbuat dosa. Selamat menjalani hidup dalam pengharapan yang telah Kristus kerjakan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Amin - Pdt. Netsen