Sebentar lagi kita akan memasuki bulan dimana kita akan menentukan kepala daerah masing2 dimana kita ada. Apresiasi kepada mereka yang sekarang ini ambil bagian, ikut serta dalam ajang yang bergengsi mencalonkan diri untuk menjadi bakal calon pemimpin. Tentunya tahap-tahap demi tahap mereka lalui dalam memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Di dalam program yang mereka buat secara umum berkeinginan untuk menciptakan perubahan. Yaitu, mereka ingin membawa orang-orang yang dipimpinnya agar mengalami kehidupan yang lebih baik.
Sebagai calon tentunya para kandidat-kandidat ini, telah memiliki kehidupan yang lebih baik, dari segi pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya telah dimiliki. dan Biasanya para calon-calon pemimpin ini ketika sudah terpilih akan memiliki kehidupan yang lebih baik pula. Para pemimpin jika ia menjabat, dan berhasil dalam menjalankan programnya maka rakyatnya akan mengalami kehidupan yang lebih baik, Di negara yang sumber daya alamnya melimpah ini, para pemimpin biasanya akan lebih makmur hidupnya. Jarang melihat pemimpin dinegara kita yang sedang menjabat maupun setelah menjabat kehidupannya merosot, itu sangat jarang. Selain hati yang tulus iklas menjadi pemimpin, tidak dipungkiri hal itu menjadi daya tarik tersendiri mengapa orang ingin menjadi yang terpilih di republik ini. Karena dunia sedang menuntut, selain popularitas dan kehidupan yang aman dari segalanya.
Apa yang dibicarakan di atas, berbeda halnya dengan orang yang dipilih Allah, menjadi pemimpin maupun menjadi pengikut Kristus keduanya ditaruh beban yang sama. Kalau kita membaca Matius. 20:20-28, dalam perikop ini kita menemukan ada” seorang ibu berserta anak-anaknya adalah murid Yesus, meminta untuk didudukan diposisi yang baik dikala Yesus menjadi pemimpin mereka kelak,” apa yang diminta oleh ibu ini kepada Yesus adalah sesuatu yang wajar, ibu ini pasti dia sudah menyaksikan bagaimana perjuangan anak-anaknya dalam ikut serta dengan Yesus sampai-sampai kegiatan keluarga terabaikan. Kemudian dalam perikop ini Tuhan Yesus memberikan penjelasan kepada seorang ibu dan kedua anaknya yang dipromosikan. Kemudian perhatikan Matius 20:24 dikatakan “mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.” Artinya, bukan hanya kedua murid tersebut yang ingin posisi atas, tetapi mereka pun menginginkan apa yang diinginkan kedua saudara itu. Menjadi polemik diantara mereka posisi menjadi hal yang diperebutkan. Sehingga menimbulkan persepsi, mungkin ada yang berpikir kalau mau diposisi tersebut mungkin minta tantang debat dulu (adu argument) atau adayang berpikir “langkahi dulu mayatku”,mungkin ada yang berpikir ingin mengusulkan voting siapa yang popular. Kemudian Yesus memberikan pandangan umum dalam kepemimpinan dunia (Mat.20:25) kepemimpinan dunia diperoleh dengan pertarungan yang luar biasa sulit sehingga dijalankan dengan sangat ambisi dan otoriter.
Ada kesalahan faham pada 12 murid Yesus dalam memahami arti menjadi pemimpin yang diprogramkan-Nya, serta yang akan dijalankan. Di dalam dunia ini, Menjadi pemimpin adalah hal yang dicita-citakan oleh ada banyak orang, tidak ada orang yang ingin jadi ekor tapi kepala, jadi hamba tapi tuan. Ketika seorang ibu menyekolahkan anaknya dia sudah mengiring anaknya dalam tujuan dia disekolah agar kelak bisa menjadi bupati, gubernur bahkan presiden, dalam mencapai itu diperlukan kegigihan yang disiplin. Maka Tuhan Yesus dalam ayat selanjutnya 20:26-28 kembali memberikan mata kuliah kepemimpinan model sorgawi dengan suara yang halus ia mengatakan ayat 26 “tidak demikan di antara kamu,” kalau kamu menjadi pemimpin tidak untuk mempopularkan diri,atau supaya dipandang hebat. Ia melanjutkan kalimat “Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu” atau kalau kamu punya ambisi untuk menjadi pemimpin. “Hendaklah ia menjadi pelayanmu” menjadikan diri jongos, pembantu. Kemudian ayat 27 menjadi pemimpin sama seperti hamba. Dalam ayat 28 dari pasal 20 ini contoh konkrit Yesus datang kedalam dunia untuk memberikan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang. Yesus turun dari tempat yang nyaman kedalam dunia yang penuh dengan dosa dan ia harus menderita kemudian puncak dari penderitaannya adalah mati disalibkan.
Itulah model kepemimpinan yang Kristus bawa kedalam dunia yaitu kepemimpinan yang menghamba, yang menjadikan diri sebagai hamba yang melayani. Kedatangan Yesus ke dalam dunia ini dengan menyetarakan dirinya seperti sama dengan orang berdosa walaupun dia tidak pernah berbuat dosa. Ia hadir dikala orang membutuhkan pertolongan, ia menjangkau orang-orang yang menderita sakit dan menyembuh sakit serta batin mereka dipuaskan. Inilah kepemimpinan yang Yesus tawarkan dan sulit untuk dijalankan.
Ada banyak pemimpin dan pengikut Kristus yang kecewa karena mereka semakin setia melayani semangkin mereka mengalami kehidupan yang tidak nyaman, bahkan menderita dalam menjani kehidupannya. Namun hal ini tidak akan terjadi jika para pengikut telah memahami model kepemimpinan yang Yesus bawa dan tawarkan serta jalankan yaitu kepemimpinan yang menghamba. Semoga Tuhan Yesus menolong kita untuk menerapkan hidup yang Dia inginkan.