Sapaan Gembala

Hidup Lelah, Kapan Berhenti

Penulis : Pdt Arosokhi Laoli | Tue, 3 December 2024 - 16:14 | Dilihat : 249

Para pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, sering kali terucap dibibir kita saya capek, saya letih atau saya Lelah. Kondisi seperti ini lumrah tidak bisa dihindari oleh setiap manusia entah dia bekerja sebagai petani atau dia seorang kantoran dan sebagainya, kita merasakan kelelahan dari berbagai arah, bisa karena pekerjaan, bisa karena masalah rumah tanggah, bisa karena masalah ekonomi atau kalau seorang hamba Tuhan bisa oleh karena beban pelayanan. Dengan kita menghadapi ini maka sering kita bertanya, kapan semua ini berakhir?. Jawaban ekstrim berhenti jika sudah meninggal, ya! ini jawaban tidak salah karena setiap orang yang meninggal maka dia berhenti dari segala urusan dunia sehingga dia tidak lagi mengalami ke lelahan.

Sebagai umat Tuhan, kita diberi pemahaman bahwa ketenangan yang sejati tidak berhenti tak kala berhenti dalam menghadapi tantangan, namun untuk mengobati kelelahan, mari belajar dari ajakan Tuhan Yesus dari Matius 11: 28 “ Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberi kelegaan kepadamu. Sadar atau tidak setiap manusia tidak ada satupun mengingini hidup dengan beban berat, disini Yesus tahu bahwa setiap manusia memiliki beban berat maka Dia ingin kita datang kepa-Nya, karena untuk mendapat kelegaan hanya ada di dalam Yesus Kristus, sering kali kita mengandalkan kekuatan kita sendiri, berfikir bahwa dengan kemampuan kita maka setiap masalah beban hidup bisa kita selesaikan tanpa campur tangan Tuhan. Kita perlu menyadari bahwa beban hidup ini terlalu berat untuk kita pikul secara pribadi.

Berhenti, bukan berarti kita menyerah dalam keadaan, ketika pertanyaan di atas muncul “ kapan berhenti”? kalimat ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa hidup kita bukan masalah berapa kuat kita bekerja atau berapa kuat kita melayani tetapi yang terpenting disini seberapa besar kita menggantungkan hidup ini kepada Tuhan.

Mazmur 62:2 Daud mengukapkan “ hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku.” Ternyata ketenangan yang sejati tidak datang dari situasi hidup yang sempurna, hidup yang serba mewah tetapi datangnya dari hubungan yang mendalam dengan Tuhan, dalam hal ini mendekatkan diri dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan firman Tuhan dengan langkah ini percayalah kita akan mendapatkan kelegaan.

Disaat kita “lelah” maka Tuhan memberi kekuatan kepada kita, firman Tuhan berkata dalam Yesaya 40:29-31 “ Dia memberi kekuatan kepada yang “lelah” dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.”. Percayalah Tuhan senantiasa siap menolong saudara, bahkan Ketika disaat tidak mampu melangkah bersandarlah kepada-Nya sejenak, maka kekuatan baru akan diberikan-Nya sehingga kita dapat terus melewati hidup dengan penuh kelegaan. Kapan berhenti itu tergantung saudara karena berhenti adalah waktu dimana saudara sedang memberikan ruang bagi Tuhan supaya Dia bekerja dalam kelelahan saudar. Di saat anda “lelah” carilah kelegaan dalam Tuhan datanglah kepada-Nya dan berdoalah minta kekuatan agar Dia memulihkanmu.

Para pembaca yang dikasihi oleh Tuhan, kelelahan itu adalah bagian dari perjalanan hidup setiap individu. Tuhan kita adalah sumber kekuatan, sumber petolongan, penghiburan dan juga penopang yang sejati. Berhenti disaat anda “lelah” dan berserah kepada Tuhan maka semangat baru pun akan terus menjadi bagian hidup setiap kita.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Lihat juga

Komentar


Group

Top