Sapaan Gembala

Diampuni Untuk Mengampuni

Penulis : Pdt Gelen Marpaung | Fri, 21 March 2025 - 10:38 | Dilihat : 2057

Sebagai orang percaya, kita hidup dalam kasih karunia Tuhan yang luar biasa. Salah satu anugerah terbesar yang kita terima adalah pengampunan atas dosa-dosa kita. Firman Tuhan berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Pengampunan Tuhan tidak didasarkan pada perbuatan baik kita, tetapi karena kasih dan belas kasihan-Nya yang tak terbatas. Namun, setelah menerima pengampunan dari Tuhan, kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama terhadap sesama kita.

Mengampuni Seperti Tuhan Telah Mengampuni Kita

Yesus mengajarkan bahwa pengampunan adalah inti dari kehidupan Kristen. Dalam Matius 6:14-15, Yesus berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Ayat ini menunjukkan bahwa pengampunan bukan hanya pilihan, tetapi keharusan bagi orang percaya.

Tuhan telah mengampuni kita dengan penuh kasih, meskipun kita tidak layak. Jika kita menyadari betapa besar dosa kita telah diampuni, maka seharusnya kita juga bersedia mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Ketika kita menahan pengampunan, kita sebenarnya sedang menutup pintu bagi kasih Tuhan untuk bekerja dalam hati kita. Sebaliknya, saat kita memilih untuk mengampuni, kita sedang membebaskan diri dari belenggu kepahitan dan membuka ruang bagi damai sejahtera Tuhan.

Mengampuni Bukan Tanda Kelemahan

Mengampuni seseorang yang telah menyakiti kita bukanlah perkara mudah. Rasa sakit dan kecewa sering kali membuat kita sulit untuk melepaskan pengampunan. Namun, mengampuni bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kekuatan rohani yang sejati. Dalam Lukas 23:34, Yesus berkata saat disalibkan, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Jika Yesus yang tidak berdosa bisa mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya, kita sebagai pengikut-Nya juga dipanggil untuk melakukan hal yang sama.

Mengampuni tidak berarti kita melupakan kesalahan orang lain atau membiarkan mereka menyakiti kita terus-menerus. Tetapi itu berarti kita memilih untuk tidak membiarkan kebencian menguasai hati kita. Dengan mengampuni, kita menyerahkan penghakiman kepada Tuhan dan membiarkan kasih-Nya mengalir dalam hidup kita.

Belajar Meminta Maaf dengan Kerendahan Hati

Selain mengampuni orang lain, kita juga perlu memiliki kerendahan hati untuk meminta maaf jika kita telah menyakiti orang lain. Sering kali, ego dan kesombongan membuat kita sulit mengakui kesalahan kita. Namun, Firman Tuhan mengajarkan bahwa kita harus berdamai dengan sesama sebelum kita datang kepada Tuhan. Dalam Matius 5:23-24, Yesus berkata, “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada di dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu itu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”

Mengakui kesalahan dan meminta maaf menunjukkan bahwa kita mengutamakan hubungan yang baik dibandingkan ego kita sendiri. Ini adalah bentuk kerendahan hati yang Tuhan kehendaki dari anak-anak-Nya.

Dampak Pengampunan dalam Kehidupan

Ketika kita hidup dalam sikap mengampuni dan meminta maaf dengan tulus, ada berkat luar biasa yang Tuhan sediakan. Hati kita akan dipenuhi damai sejahtera dan sukacita yang sejati. Kepahitan dan dendam tidak lagi menguasai hidup kita. Kita juga akan menjadi saluran kasih Tuhan bagi orang lain, sehingga kehidupan kita memancarkan terang Kristus.

Paulus dalam Kolose 3:13 berkata, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Ayat ini kembali menegaskan bahwa kita mengampuni bukan karena orang lain layak, tetapi karena kita sendiri telah lebih dulu diampuni oleh Tuhan.

Di momen menjelang Jumat Agung, kiranya tulisan Sapaan Gembala ini sekali lagi menyadar-ingatkan bahwa pengampunan adalah inti dari iman Kristen. Tuhan telah mengampuni kita dengan penuh kasih, sehingga kita juga dipanggil untuk mengampuni sesama kita. Mengampuni bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kasih dan ketaatan kita kepada Tuhan. Selain itu, kita juga harus belajar meminta maaf dengan rendah hati jika kita bersalah. Saat kita hidup dalam pengampunan, damai sejahtera Tuhan akan melingkupi hidup kita dan kita menjadi saksi nyata dari kasih Kristus di dunia ini. Amin.

Lihat juga

Komentar


Group

Top